Kejadian 18 : 20 – 32; Mazmur 138; Kolose 2 : 6 – 15; Lukas 11 : 1 – 13
Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh Health
Collaborative Center (HCC) mengungkapkan bahwa sekitar 30an% anak SMA di
Jakarta terindikasi memiliki masalah Kesehatan jiwa.[1]
Ketika kondisi ini muncul, setiap remaja sesungguhnya membutuhkan tempat untuk
bercerita. Namun faktanya, hal ini sulit untuk didapatkan baik itu dalam
lingkup keluarga maupun teman sekitarnya.
Fenomena ini diamini oleh mantan Menteri Kesehatan RI,
Prof. Nila Moeloek yang menyoroti bahwa dulu ada kebiasaan setiap makan bersama
keluarga, selalu ada momen untuk menceritakan kejadian atau aktivitas dalam
satu hari kepada orang tua. Namun sekarang, itu semua hilang karena semua sibuk
dengan gadget masing-masing. Hal ini mengakibatkan anak-anak merasa kesepian
karena interaksi dengan orang tua atau saudara semakin terbatas.
Bukan hanya dialami oleh anak remaja. Semakin hari,
setiap orang dewasa makin susah untuk punya teman cerita karena semua sibuk
dengan kesibukannya masing-masing. Kalaupun ada, belum tentu mudah untuk
diungkapkan karena banyak hal yang dipikirkan. Mulai dari memikirkan teman
bercerita pun punya persoalannya sendiri atau ada ketakutan akan bocor ke
mana-mana atau takut diberi saran yang salah atau distigma dan lain sebagainya.
Dalam kondisi ini, baik anak remaja maupun orang dewasa semakin
hari merasa kesepian karena kondisi membuat semakin sulit untuk berbagi apa
yang sedang dialami atau digumulkan. Di tengah pergumulan kesepian, kesendirian
dan tak ada teman untuk berbagi cerita, ternyata masih ada yang bisa kita ajak
ngobrol dan tak perlu khawatir karena selalu ada waktu untuk kita, tidak bocor
ke mana-mana, dan Ia dapat memberi solusi dan ketenangan yang kita butuhkan. Ia
pun pribadi yang tidak pernah jauh dari kita. Ia ada Tuhan. Sebab Dia hanya
sejauh doa.
Doa merupakan bagian dari kehidupan manusia. Martin
Luther pun pernah menuliskan, “to be a Christian without prayer is no more
possible to be alive without breathing.” Itu sebabnya doa menjadi nafas dan
sarana yang digunakan manusia secara gratis dan unlimited untuk
berbicara dengan Tuhan.
Hal ini terlihat dalam bacaan pertama dalam Kejadian 18 :
20 – 32 yang berisikan doa Abraham kepada Tuhan yang memuat negosiasi dari
Abraham kepada Tuhan, agar Tuhan tidak murka kepada Sodom dan Gomora karena
Abraham berpikir ada orang benar juga di sana yang hidup bersama-sama dengan
orang fasik. Proses negosiasi dari 50 orang benar sampai 20 orang benar tetap
didengar Tuha. Dari apa yang dilakukan Abraham dan Tuhan dalam bacaan pertama
ini memberi gambaran bahwa Tuhan begitu dekat dan terbuka untuk diajak bicara
(a.k.a berdoa). Jadi berdoalah kepada Tuhan.
Berdoa pun bukan hanya ditunjukkan oleh Abraham, tetapi
juga oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Lukas 11 : 1 diawali dengan
memperlihatkan bahwa Yesus sedang berdoa. Apa yang Ia lakukan merupakan bentuk
pengajaran kepada para muridNya supaya mereka pun bertekun dalam doa. Berdoa
pun bukan hanya dalam kondisi hidup sedang baik, dalam kondisi hidup yang penuh
tantangan pun tetap perlu untuk berdoa. Hal inilah yang diingatkan oleh Paulus
kepada jemaat di Kolose yang menjadi bacaan kedua kita.
Paulus mengingatkan mereka yang kala itu pun sedang dalam
kondisi penuh tantangan karena muncul banyak ajaran palsu dan tekanan untuk
mereka. Paulus ingatkan dalam ay. 6 - 7 bahwa mereka telah menerima Kristus
Yesus sebagai Tuhan mereka, maka hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia, berakar
di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, bertambah teguh dalam iman dan hendaklah
hatimu melimpah dengan Syukur.
Dari surat Paulus ini, ia mau tekankan bahwa dekat dengan
Tuhan bukan berarti hidup akan selalu baik-baik saja. Justru akan ada
tantangan, ada masalah, ada persoalan yang akan dihadapi. Tapi biarlah melalui
semua dinamika hidup itu bukan membuat jemaat di Kolose makin jauh dari Tuhan
tapi justru makin dekat dengan Tuhan. Karena Tuhanlah yang akan memberi
kekuatan dan kemenangan (ay. 15).
Pada akhirnya, melalui berdoa kita bukan melihat kita
yang hebat tetapi Tuhan yang Mahahebat. Karena segala persoalan apapun dapat
kita ceritakan padaNya dan Ia punya beragam cara untuk menolong kita dan
akhirnya membuat kita melihat dalam syukur seperti yang diungkapkan oleh Daud
dalam Mazmur 138. Sebab Daud bersyukur karena karena Tuhan itu setia dan
kasihNya kekal. (Ay. 3) Engkau menjawab apabila aku berseru kepadaMu; Engkau
menguatkan aku sehingga aku berani.
Pesan firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa
1) Jika dalam dunia kita tidak menemukan seorangpun untuk
mengadu dan bercerita dengan bebas dan tanpa bebas. Ingat kita masih punya
Tuhan.
2) Datanglah pada Tuhan dalam doamu. Karena Ia selalu
bersedia untuk mendengarkan apapun yang ingin kita sampaikan dalam kondisi baik
maupun tak baik.
3) Berdoa pada Tuhan tidak berarti hidupmu tidak akan ada
masalah. Tapi berdoalah pada Tuhan karena apapun masalahmu, Ia selalu setia
memberi kekuatan, kasih dan keberanian.
Tuhan memberkati kita semua. Amin
-mC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar