Minggu V Prapaska
Yeremia 31:31-34 | Mazmur 51:2-13 | Ibrani 5:5-10 | Yohanes 12:20-33
Apa yang membuat kita tertarik? Biasanya sesuatu itu
menarik karena kita menemukan kesenangan di dalam hal itu. Misalnya Ada yang menganggap
musik klasik menarik karena ia menemukan kesenangan dalam musik klasik. Ada
juga yang tertarik akan sesuatu karena penasaran. Contohnya seseorang yang
penasaran bagaimana rasanya berada di puncak gunung, maka baginya naik gunung
itu menarik. Rasa tertarik karena penasaran juga ditunjukkan oleh orang-orang
Yunani yang pergi kepada Filipus dan meminta untuk bertemu dengan Yesus. Mereka
pasti sudah mendengar tentang Yesus, karya-karya yang dilakukan-Nya. Namun
mereka penasaran seperti apa Yesus sebenarnya. Karena itulah mereka tertarik
untuk bertemu dengan Yesus. Namun demikian, biasanya orang-orang, terutama
orang Yahudi, merasa bahwa Yesus menarik sebelum mereka mengenalnya lebih jauh.
Kebanyakan yang tertarik dengan Yesus hanya melihat mukjizat-mukjizat yang
dilakukan-Nya dan menurut mereka itulah yang membuat Yesus menarik. Mereka
menganggap bahwa mengikut Yesus itu menyenangkan, bisa menjadi saksi karya dan
kuasa-Nya, sehingga mereka tertarik untuk berjumpa dengan Yesus.
Sampai di sini kita tidak tahu motivasi utama
orang-orang Yunani itu menjumpai Yesus. Hanya saja, jika kita melihat tanggapan
Yesus, kemungkinana motivasi mereka juga sama dengan orang-orang Yahudi. Jujur,
kita pun menganggap sesuatu menarik jika kita yakin bahwa hal itu menyenangkan.
Biasanya kita tertarik karena karena menyenangkan, bukan menyusahkan atau meaah
merugikan. Yesus memahami bahwa orang-orang yang tertarik bertemu Dia pasti
selain merasa penasaran mereka juga menyangka bahwa mengikut Yesus itu
menyenagkan. Tentu ini terjadi karena yang mereka lihat di permukaan selama ini
Yesus menyembuhkan orang, memberi makan banyak orang, mengajar dengan kata-kata
hikmat, tetapi mereka mungkin tidak memikirkan bahwa jalan yang ditempuh Yesus
adalah jalan penderitaan.
Itulah sebabnya, ketika Andreas dan Filipus menyampaikan
perihal orang-orang Yunani yang mau bertemu dengan-Nya, Yesus menjawab dengan
kata-kata soal kematian-Nya. Menariknya, Yesus menyebutnya dengan “dimuliakan”.
Dimuliakan bagi Yesus bukanlah menerima kehormatan, kekayaan, atau kekuasaan,
melainkan seperti biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati, baru dia
menghasilkan banyak buah. Kemuliaan Yesus adalah dengan mederita dan mati.
Jalan Yesus adalah jalan salib dan penderitaan. Karena itu jika orang hanya
ingin mencari selamat sendiri, mereka justru akan gagal. Tetapi mereka yang
tahu bahwa jalan yang ditempuh adalah penderitaan dan bersedia menderita, maka
ia akan masuk dalam kehidupan abadi di dalam Allah. Yesus menyatakan bahwa
setiap oang yang mau melayani-Nya, menjadi pengikut-Nya, juga harus mengikuti
jalan-Nya. Di mana Yesus berada, di situ ia berada. Artinya, jika kita mau
mengikut Yesus dan melayani Yesus, kita juga harus menempuh jalan yang Yesus
tempuh; jalan salib dan penderitaan.
Lalu jika demikian apakah mengikut Yesus masih menarik?
Bagi banyak orang yang hanya mencari kenikmatan, tentu mengikut Yesus menjadi
tidak menarik. Tetapi justru dalam kehinaan, penderitaan, dan kematian-Nya,
Yesus menarik semua orang kepada-Nya. Dalam kematian-Nya, Ia ditinggikan dan
dimuliakan, dan melaluinya Ia menarik kita datang kepada-Nya. Jadi, jika kita
mengaku percaya dan mau mengikut Kristus, kita juga harus melalui jalan yang
Yesus ambil, menaladani-Nya dan merangkul derita dan masuk dalam kemuliaan-Nya.
Amin.