Jumat, 19 Maret 2021

DITARIK OLEH ANUGERAH-NYA

 Minggu V Prapaska

Yeremia 31:31-34 | Mazmur 51:2-13 | Ibrani 5:5-10 | Yohanes 12:20-33


Apa yang membuat kita tertarik? Biasanya sesuatu itu menarik karena kita menemukan kesenangan di dalam hal itu. Misalnya Ada yang menganggap musik klasik menarik karena ia menemukan kesenangan dalam musik klasik. Ada juga yang tertarik akan sesuatu karena penasaran. Contohnya seseorang yang penasaran bagaimana rasanya berada di puncak gunung, maka baginya naik gunung itu menarik. Rasa tertarik karena penasaran juga ditunjukkan oleh orang-orang Yunani yang pergi kepada Filipus dan meminta untuk bertemu dengan Yesus. Mereka pasti sudah mendengar tentang Yesus, karya-karya yang dilakukan-Nya. Namun mereka penasaran seperti apa Yesus sebenarnya. Karena itulah mereka tertarik untuk bertemu dengan Yesus. Namun demikian, biasanya orang-orang, terutama orang Yahudi, merasa bahwa Yesus menarik sebelum mereka mengenalnya lebih jauh. Kebanyakan yang tertarik dengan Yesus hanya melihat mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya dan menurut mereka itulah yang membuat Yesus menarik. Mereka menganggap bahwa mengikut Yesus itu menyenangkan, bisa menjadi saksi karya dan kuasa-Nya, sehingga mereka tertarik untuk berjumpa dengan Yesus.

Sampai di sini kita tidak tahu motivasi utama orang-orang Yunani itu menjumpai Yesus. Hanya saja, jika kita melihat tanggapan Yesus, kemungkinana motivasi mereka juga sama dengan orang-orang Yahudi. Jujur, kita pun menganggap sesuatu menarik jika kita yakin bahwa hal itu menyenangkan. Biasanya kita tertarik karena karena menyenangkan, bukan menyusahkan atau meaah merugikan. Yesus memahami bahwa orang-orang yang tertarik bertemu Dia pasti selain merasa penasaran mereka juga menyangka bahwa mengikut Yesus itu menyenagkan. Tentu ini terjadi karena yang mereka lihat di permukaan selama ini Yesus menyembuhkan orang, memberi makan banyak orang, mengajar dengan kata-kata hikmat, tetapi mereka mungkin tidak memikirkan bahwa jalan yang ditempuh Yesus adalah jalan penderitaan.

Itulah sebabnya, ketika Andreas dan Filipus menyampaikan perihal orang-orang Yunani yang mau bertemu dengan-Nya, Yesus menjawab dengan kata-kata soal kematian-Nya. Menariknya, Yesus menyebutnya dengan “dimuliakan”. Dimuliakan bagi Yesus bukanlah menerima kehormatan, kekayaan, atau kekuasaan, melainkan seperti biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati, baru dia menghasilkan banyak buah. Kemuliaan Yesus adalah dengan mederita dan mati. Jalan Yesus adalah jalan salib dan penderitaan. Karena itu jika orang hanya ingin mencari selamat sendiri, mereka justru akan gagal. Tetapi mereka yang tahu bahwa jalan yang ditempuh adalah penderitaan dan bersedia menderita, maka ia akan masuk dalam kehidupan abadi di dalam Allah. Yesus menyatakan bahwa setiap oang yang mau melayani-Nya, menjadi pengikut-Nya, juga harus mengikuti jalan-Nya. Di mana Yesus berada, di situ ia berada. Artinya, jika kita mau mengikut Yesus dan melayani Yesus, kita juga harus menempuh jalan yang Yesus tempuh; jalan salib dan penderitaan.

Lalu jika demikian apakah mengikut Yesus masih menarik? Bagi banyak orang yang hanya mencari kenikmatan, tentu mengikut Yesus menjadi tidak menarik. Tetapi justru dalam kehinaan, penderitaan, dan kematian-Nya, Yesus menarik semua orang kepada-Nya. Dalam kematian-Nya, Ia ditinggikan dan dimuliakan, dan melaluinya Ia menarik kita datang kepada-Nya. Jadi, jika kita mengaku percaya dan mau mengikut Kristus, kita juga harus melalui jalan yang Yesus ambil, menaladani-Nya dan merangkul derita dan masuk dalam kemuliaan-Nya. Amin.


Jumat, 12 Maret 2021

Dipulihkan Dari Pagutan Dosa

 Minggu Prapaska IV

Bilangan 21 : 4 – 9; Mazmur 107 : 1 – 3, 17 – 22; Efesus 2 : 1 – 10; Yohanes 3 : 14 – 21

 

            Apa yang diharapkan oleh seorang yang setelah melakukan rapid atau swab dan hasilnya reaktif atau positif covid? pastinya yang diharapkan adalah segera pulih. Mengapa? karena pemulihan memberikan rasa aman dan nyaman, juga rasa syukur yang mendalam atas pemulihan yang diterima. Pulih juga bukan hanya dibutuhkan ketika kita sakit, tetapi juga karena kita berdosa. Dari keseluruhan bacaan hari ini, kita melihat bagaimana manusia yang adalah ciptaan Allah yang mulia adalah umat yang berdosa dan melawan Allah.

Mari lihat dalam bacaan pertama dari kitab Bilangan 21 yang mengisahkan perjalanan panjang bangsa Israel setelah dari tanah Mesir. Namun dalam perjalanan kebebasan itu, bukannya diisi dengan rasa syukur mereka malah mengeluh dan melawan Allah dan Musa sebab tidak ada roti dan tidak air. Lalu Tuhan menyuruh ular tedung, salah satu ular berbisa memagut mereka dan membuat banyak orang Israel mati. Nampaknya kok Tuhan jahat sekali menghukum atau mematikan umatNya sendiri?

Sesungguhnya mereka mati bukan karena Tuhan, tetapi karena bangsa Israel dipagut oleh dosanya sendiri (bdk. Roma 6 : 23a). Itu sebabnya mereka tidak menyalahkan Tuhan tetapi sadar bahwa apa yang mereka alami karena dosa mereka sendiri. Hal itu nampak ketika (ay. 7) mereka datang kepada Musa dan menyadari bahwa mereka telah melawan Tuhan dan meminta selamat.

            Benar saja setelah mereka menyadari dosa mereka dan meminta pertolongan Tuhan, Tuhan memberi mereka tetap hidup (ay. 9). Bukan hanya hidup yang diberikan Allah, tetapi Allah juga telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia  (Yohanes 3 : 16 - 17).

Karena pertolongan dan hidup yang Allah berikan, maka seperti kata pemazmur dalam Mazmur 107 : 1 – 3 untuk “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan.”

Dari bacaan firman Tuhan hari ini kita belajar bahwa manusia seringkali dipagut oleh dosa melalui tindakan dan kehidupan. Namun hanya karena kasih, pertolongan dan hidup dari Tuhan yang memulihkan manusia yang bercela. Maka seperti kata pemazmur, mari kita bermazmur sebab Tuhan itu Mahabaik dan kasih setiaNya untuk selama-lamanya bagi kita yang dipagut dosa.

 (mc)