(Tahun Baru 2021)
Pengkhotbah 3 : 1 – 13
Masihkah kita mengingat masa transisi
ketika kita memasuki masa pandemi dan memasuki situasi baru yang dikumandangkan
di mana-mana
sebagai new normal?
Apa yang
kita rasakan? Semua mungkin
akan sepakat menjawab, ngga enak! Wajib pake masker, ngomong terbatas, udah ngomong terbatas - ngga kedengaran pula, napas terengal-engal, ada protokol di mana-mana. Arrrrggg tidak enak! Kita bahkan mungkin mengeluh, kenapa sih
hidup yang sudah ribet jadi tambah ribet lagi dengan harus pake masker, dikit-dikit
semprot badan tapi bukannya parfum malah disinfektan, ngga bisa keluar rumah
berbulan-bulan, mata lelah karena online terus, berat badan ngga stabil karena
hanya di rumah aja, bosan, dll.
Ketika memasuki sesuatu yang baru, semua rasanya tidak enak, kita berupaya
sekuat tenaga, sekuat-kuatnya, setahan-tahannya untuk bertahan dan beradaptasi
sekalipun sulit dan butuh waktu.
Tapi
kini semua yang awalnya terasa berat untuk memasuki new norwal, kondisi yang
baru, lama-lama jadi ngga berat tuh. Kita jadi biasa. Kita jadi bisa tuh
berdamai dengan kebaruan. Benar juga sebuah ungkapan “bisa karena biasa. Biasa sekalipun
awalnya terpaksa.”
Karena
kita menyadari bahwa pada akhirnya hal baru itu jadi sesuatu yang harus kita terima
dan jalani. Kita harus berdamai dengan situasi yang berubah-ubah dalam
kehidupan kita supaya kita tetap bisa bertahan dan berjuang dengan setiap
perubahan yang kapan saja bisa terjadi dalam kehidupan kita.
Alfred North Whitehead, seorang filsuf Amerika berpendapat dalam
bukunya yang berjudul Process and Reality, bahwa segala sesuatu di dunia
ini mengalami perubahan yang konsisten (Dian Penuntun 2020, 254). Bahwa perubahan
atau sesuatu yang baru itu sesuatu yang pasti terjadi dan pasti akan kita alami
dalam perjalanan kehidupan ini. Oleh karena itu, kita harus siap dengan segala
perubahan – segala kebaruan yang bisa sewaktu-waktu terjadi dalam kehidupan
kita.
Saudara,
nasihat yang sama kita temukan dalam tulisan Salomo di Kitab Pengkhotbah 3 : 1 -
13
1)
Salomo ingatkan di ayat 1, tertulis “untuk segala sesuatu ada
masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.” Segala sesuatu punya waktu,
bukan hanya manusia tetapi apa pun di bawah langit ada waktunya. Kondisi,
cuaca, bencana, dll ada waktunya, bisa berubah-ubah, bisa ada keadaan baru yang pasti terjadi dalam kehidupan ini.
2)
Di ay. 2 – 8 Salomo memperlihatkan bukti bahwa segala sesuatu
ada waktunya di bawah langit ini. Dunia ini tidak mononton. Selalu
berubah-ubah. Selalu ada peristiwa baru yang bisa terjadi. Contoh dari kitab Pengkhotbah
ini adalah ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk
mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk berdiam diri, ada
waktu untuk berbicara dan seterusnya.
Dalam kalimat-kalimat ini Salomo
mengingatkan bahwa hidup ini dinamis. Selalu ada perubahan atau kebaruan yang
terjadi. Dan karena hal itu terjadi, maka hal itu tidak bisa dielak.
3)
Kita mau diajak untuk berdamai dengan setiap proses kebaruan
yang awalnya tidak enak. Di ay. 11 tertulis “Ia membuat segala sesuatu indah
pada waktunya...” Dari ayat ini kita mau diajak untuk belajar berdamai dengan
setiap proses yang baru dan harus kita jalani. Mungkin awalnya tidak enak, tidak
nyaman, tidak menyenangkan, berat untuk dijalani. Tapi kitab Pengkhotbah
mengingatkan bahwa segala sesuatu yang punya waktu ini adalah milik Tuhan –
dibuat oleh Tuhan! Dan jika awalnya mungkin proses itu tidak enak, tapi
ingatlah Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Nikmatilah,
berdamailah dan jalanilah bersama dengan Tuhan!
Mengawali tahun ini, kita mau diingatkan bahwa ketika kita memasuki tahun yang baru. Di hari-hari ke depan ada banyak kebaruan yang akan kita temui karena segala sesuatu ada waktunya. Namun biarlah firman Tuhan hari ini membekali perjalanan kita untuk siap dan dimampukan berdamai dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Selamat Tahun Baru saudaraku, Tuhan Sang Pembuat segala sesuatu dan melampaui segala sesuatu berjalan bersama kita dan menolong kita semua. Amin.
(mc)