Kamis, 12 Januari 2023

Mendengar, Mengenal, dan Mengikut Yesus

Minggu I Sedudah Epifani

Yesaya 49:1-7 | Mazur 40:2-12 | 1 Korintus 1:1-9 | Yohanes 1:29-42

Teks bacaan Injil pada Minggu ini berkisah tentang Andreas dan Simon yang mengikut Yesus. Awalnya, Yohanes berkata kepada dua muridnya sambil menunjuk kepada Yesus’ Lihatlah Anak Domba Allah penghapus dosa dunia. Kemudian, dua murid Yohanes itu mengikut Yesus. Cerita pendek itulah yang menjadi bacaan untuk kita renungkan pada hari Minggu, 15 januari 2023. Ada dua hal menarik yang bis akita renungkan kali ini.

Saudaraku yang terkasih, pesta pemilu akan digelar satu tahun lagi. Dan, hal yang tentunya akan meramaikan media dan jalanan adalah munculnya capres atau caleg dengan segala ‘iklannya’. Ya, ‘iklan’. Mereka mencoba mempromosikan diri dengan segala janji-janji manis yang membuat kita kadang menjadi pesimis. Mulai dari janji kucuran dana ke desa-desa, keberpihakan pada golongan minoritas, harga-harga sembako yang terjangkau, dan banyak lagi bualan janji yang mereka katakana dengan entengnya mereka lontarkan. Tentu bukan tanpa alasan janji-janji itu ditebar secara masif. Janji itu adalah Teknik untuk merayu masyarakat untuk memberikan suaranya saat pencoblosan dilakukan. Nampaknya, itulah cara yang paling klasik namun terbukti selalu ampuh untuk mendulang suara dalam pesta demokrasi. Namun, teks kali ini lain cerita. Yesus, yang kala itu sedang memulai perjalanan karya-Nya, justru tidak melakukan rayuan dengan segala janji-janji manis. Bagaimana?

Saat ada dua orang –murid Yohanes- yang mengikuti-Nya, ia menoleh ke belakang dan berkata, “Apa yang kamu cari?” Pertanyaan Yesus ini sungguh menarik. Bukannya menegaskan benefit and privilege kalau mengikut-Nya, Ia malah bertanya tentang alasan mengapa mereka mau mengikuti-Nya. Pertanyaan Yesus ini sangat penting dan mendalam, karena Yesus tidak ingin mereka mengikuti-Nya karena alasan duniawi. Terbukti dalam perjalanan-Nya, ada perebutan di antara mereka tentang siapa yang menjadi murid yang dikasihi-Nya. Ada pula orang-orang yang mengikuti-Nya karena ingin melihat mujizat, mendapat kesembuhan atau keuntungan-keuntungan lain-Nya. Ini menjadi pertanyaan reflektif untuk kita pula, apa yang kita cari kala mengikut-Nya?

Tenyata, pertanyaan Yesus yang sangat mendasar ini, dijawab dengan sebuah pertanyaan yang tidak kalah mendalam. Mereka menjawab, “Rabi (artinya Guru), dimanakah Engkau tinggal?” Mereka tidak menarget sesuatu untuk mengikut Yesus, namun justru mereka bertanya tentang tempat tinggal Yesus. Seperti kita tahu, rumah adalah tempat privat seseorang atau keluarga. Berarti, mereka ingin datang ke tempat tinggal Yesus, dan tentunya ingin mengenal Yesus lebih dekat. Dari pertanyaan itulah, nampak Yesus meyambut dengan cepat, “Marilah dan kamu akan melihatnya”. Memang tidak dijelaskan suasana hati Yesus secara eksplisit, namun saya menduga Yesus bersukacita atas kerinduan mereka. Untuk itulah Yesus langsung mengajak dan mempersilakan mereka untuk datang. Ternyata, hal itulah yang dikehendaki Yesus. Ia ingin agar siapa pun yang mengikuti-Nya memiliki motivasi tulus, yaitu dekat dan tinggal bersama-Nya. Hal ini tertulis dalam Efesus 2:10, karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Ya, Ia mau supaya kita semua hidup di dalamnya. Yesus rindu kita semua mendekat kepada-Nya, mengenal-Nya, dan mengikut-Nya dengan motivasi yang tulus.

Pada akhir tahun 2022, Presiden Jokowi mencabut PPKM secara nasional, yang berarti semua kegiatan boleh dilakukan secara normal. Hal itu termasuk peribadahan kita. Kita sudah menahan sekian lama selama pandemic, bisa beribadah bersama-sama. Kegiatan Ibadah Minggu serta kegiatan non-hari Minggu sudah dilaksanakan secara tatap muka. Bukankah ini menjadi kesempatan besar, untuk kita boleh terus berjumpa dengan-Nya dalam peribadahan? Kita diajak untuk terus setia beribadah dengan motivasi yang tulus, yakni ingin dekat selalu. Kidung PKJ 258 menandaskan, Ku ingin selalu dekat pada-Mu. Mengiring Tuhan tiada jemu. Bila Kau pimpin jalan hidupku. Tak ‘kan ku takut kan s’gala setr’ru.

Sebuah hal menarik, yaitu tentang tempat tinggal Yesus. Sebagai orang percaya, kita mengimani bahwa Gereja adalah tempat kediaman Allah, tempat kita menjumpai-Nya dalam ibadah. Namun, bukankah setiap inchi bumi ini digelar adalah milik-Nya? Untuk itu, mengikut Yesus bukan hanya dalam peribadahan. Kemana pun kaki kita melangkah, itu adalah tempat tinggal Tuhan, tempat dimana Tuhan mencipta dan terus memperbarui ciptaan-Nya. Di sini berarti, kita mengikuti Yesus bukan hanya saat kita beribadah di gereja, namun kemana pun kita pergi. Formula pengutusan kita diawali dengankalimat; Arahkanlah hatimu kepada Tuhan. Bukankah itu disampaikan di akhir ibadah, dan bukan di awal? Liturgi kita mengisyaratkan, agar kita senantiasa mengarahkan hati kita dan seluruh hidup kita kepada Tuhan, saat kita keluar dari Gedung gereja, dan menuju kehidupan kita masing-masing. Untuk itu, setialah mengikut-Nya dengan ketulusan, dan Ia merindukan kita untuk selalu tinggal bersama-Nya. Amin.

ftp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar