Kamis, 08 Juli 2021

PANDAI MENDENGAR DAN BERKATA-KATA YANG BENAR

 (Minggu Biasa)

AMOS 7 : 7 – 15; MAZMUR 85 : 9 – 14; EFESUS 1 : 3 – 14; MARKUS 6 : 14 – 29


Hati-hati gunakan mulutmu 2x
Kar’na Bapa di sorga melihat ke bawah
Hati-hati gunakan mulutmu


Saudaraku, pasti kita mengenal lagu Sekolah Minggu di atas. Lagu yang mengajarkan kita sejak kecil untuk hati-hati menggunakan mulut, karena apa? Karena kata-kata yang terucap lewat mulut tidak pernah bisa kita tarik lagi. Itu sebabnya perlu hati-hati dalam berkata-kata sebab jika salah berkata-kata, kita bisa menyakiti orang lain, menyebarkan hoax (berita bohong) atau malah mencemarkan nama baik diri sendiri.

Dalam Injil Markus, kita melihat betapa berbahayanya berkata-kata tanpa mendengarkan dengan pandai. Diceritakan dalam perayaan ulang tahun (perjamuan) Herodes. Herodes hendak memberikan hadiah kepada putri Herodias karena ia menari dengan baik dan menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Bahkan Herodes bersumpah akan memberi apa saja yang diminta oleh putri Herodias.

Putri Herodias pun pergi menanyakan kepada ibunya apa yang harus ia minta. Herodias yang punya dendam pada Yohanes pun memakai kesempatan ini untuk balas dendam. Sekalipun sudah ditawarkan setengah dari kerajaan Herodes, Herodias lebih tertarik untuk balas dendam kepada Yohanes pembaptis dengan meminta kepala Yohanes Pembaptis. Mengapa Herodias menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapat setengah dari kerajaan Herodes? karena buatnya saat itu, harta bukanlah sesuatu yang penting. Ia sudah menjadi istri Herodes dan otomatis harta Herodes juga bisa dia nikmati sehari-hari.

Herodias juga tahu, Herodes pasti akan mengabulkan permintaan putrinya saat itu karena ia sudah bersumpah. Sekalipun Yohanes di hadapan Herodes adalah orang yang benar dan suci tapi integritas Herodes sebagai seorang pemimpin dipertaruhkan di hadapan para tamu jika ia melanggar sumpahnya. Oleh karena itu, akhirnya Yohanes Pembaptis mati dipenggal.

Dari kisah ini kita mau menyoroti putri Herodias karena apa yang ia lakukan nampak sederhana tapi mencabut nyawa seseorang. Oleh karena itu, jika ia mendengar dengan pandai ia pasti tahu apa yang diminta oleh ibunya adalah sesuatu yang jahat – nyawa orang lain. Ia juga bisa bertanya mengapa harus kepala Yohanes Pembaptis? Mengapa harus minta kematian orang lain padahal bisa minta hadiah lain yang lebih menyenangkan dan membahagiakan? dan ia juga bisa mencegah Yohanes Pembaptis mati pada saat itu.

Namun, karena ia sekadar mendengar tapi tidak pandai mendengar dan langsung berkata-kata sesuai dengan apa yang ibunya minta tanpa disaring terlebih dahulu maka malam itu menjadi peristiwa yang nahas sekali untuk Yohanes maupun para muridnya. Untuk itu betapa sederhana sekaligus berbahayanya mendengar tapi tidak pandai dan lebih berbahaya lagi jika berkata dengan tidak benar karena akan merugikan orang sekitar.

Saudaraku, pandai mendengar dan berkata-kata yang benar bukan hanya diperlukan di konteks di Alkitab tetapi juga sangat diperlukan di konteks masa kini. Ketika sekarang kita sangat mudah mendengar atau membaca berita di media sosial yang seringkali juga bercampur hoax. Serta banyaknya pesan yang diteruskan dan masuk di gadget kita. Justru di masa inilah kita dituntut untuk pandai mendengar dengan menyaring sebelum sharing atau mencoba cek lagi apakah berita yang kita dengar atau baca benar atau hoax. Jangan sampai sudah salah mendengar kita malah meneruskan kata-kata yang tidak benar. Akhirnya kita menjadi batu sandungan buat orang lain.

Maka dari itu, pandailah mendengar dan jangan sekadar mendengar. Serta berkata-katalah yang benar karena apa yang kita katakan bukan karena dilihat Bapa di sorga seperti lagu di awal tetapi karena apa yang kita katakan juga menyuarakan suara Tuhan bagi sekitar kita. Tuhan memampukan kita semua. Amin

(mc)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar