Kamis, 05 Agustus 2021

ROTI YANG MENGHIDUPKAN

1 Raja-raja 19 : 4 – 8; Mazmur 34 : 2 – 9: Efesus 4 : 25 – 5 : 2; Yohanes 6 : 35, 41 – 45

 

          Saudara yang dikasihi Tuhan, bacaan Injil hari ini masih melanjutkan bacaan minggu lalu. Tentang orang banyak yang mengikuti Yesus dan sedang diajarkan Yesus. Dalam bacaan yang masih bersambung ini, Yesus sekali lagi mengajarkan sekaligus menawarkan roti yang lebih dari apa yang diminta orang banyak itu. Karena jika orang banyak itu sekadar meminta roti yang adalah makanan pokok masa itu dan akan habis dalam sekali makan, Yesus justru menawarkan roti yang tidak pernah habis dan justru memberi kehidupan dan rasa kenyang bagi mereka yang mau menerimanya. Hal ini tertulis di ayat 35, “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.”

          Apa yang Yesus tawarkan ini supaya orang banyak yang mengikuti Yesus pada masa itu, bukan hanya sekadar ikut Yesus atau sekadar mau menerima mujizat Yesus atau sekadar butuh pembuktian karya Yesus semata. Tetapi supaya mereka yang mengikuti Yesus saat itu, sungguh-sungguh datang dan percaya kepada Yesus. Apakah mereka menerima tawaran dan ajaran Yesus ini? Alih-alih menerima, mereka justru bersungut-sungut tentang Yesus dan tetap tidak percaya.

hal ini terlihat di ayat 41 – 42, “Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"

Membaca dua ayat ini, saya membayangkan jika menjadi Yesus saat itu mungkin saya akan sedih dan kecewa. Mengapa? Karena sudah banyak bukti yang dilakukan Yesus, bahwa Ia bukan sebatas manusia, tetapi Anak Allah (Allah itu sendiri). Sebab Ia punya kuasa Allah. Tapi, kenapa mereka tetap tidak percaya? Butuh berapa banyak bukti lagi supaya mereka bisa percaya? Mengapa mereka tetap tidak percaya bahwa Yesus Anak Allah dan hanya percaya bahwa Yesus sebatas anak Yusuf? Sesulit itukah untuk membuat mereka percaya?

          Namun ada satu hal yang membuat saya terinspirasi dengan sikap Yesus. Sekalipun Ia ditolak karena tidak dipercaya, namun Ia tetap punya hati untuk mereka dan tetap menawarkan roti yang menghidupkan itu kepada mereka supaya mereka mengubah ketidakpercayaan itu menjadi percaya. Supaya mereka pun hidup di dalam Dia.

          Di bagian akhir, Yesus juga sampaikan di ayat 44, “tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Apa yang Yesus sampaikan ini hendak menjelaskan bahwa apa yang Ia lakukan, bukan semata dilakukan oleh Yesus tetapi juga dikerjakan oleh Bapa. Sehingga upaya melalui pengajaran supaya mereka percaya, juga adalah upaya Allah untuk menarik orang lain kepada Allah yang hidup.

          Saudara yang dikasihi Tuhan, dari firman Tuhan hari ini kita hendak belajar dari Yesus, bahwa sekalipun sudah berkali-kali Ia buktikan diriNya melalui karya-karyaNya namun hal itu tetap membuat orang lain enggan percaya padaNya. Namun hal itu tidak membuatNya berhenti dan menyerah, melainkan terus melakukan panggilanNya dengan mengajarkan dan menawarkan roti yang menghidupkan = keselamatan kepada orang banyak.

Saudara, dalam hidup kita yang semakin sulit ini karena PPKM level 4, kita juga mau diajarkan oleh firman Tuhan hari ini untuk jangan cepat menyerah seperti Yesus. Tetap lakukan panggilan kita di masa yang tidak mudah ini karena kita sudah menerima keselamatan (bc. roti hidup) dari Allah. Oleh karena itu, PPKM (Percayalah Pada Kristus yang Menghidupkan). Amin. (mc) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar