Yesaya 6:1-8; Mazmur 29; Roma 8:12-17; Yohanes 3:1-17
Trinitas memang
tidak mudah dipahami saat kita “hanya” mendengar presentasi atau membaca karya
tulis. Namun, ada satu hal utama yang membantu umat mengenal dan memahami Allah
Trinitas. Yakni, saat umat menyadari bahwa Allah adalah Ia yang senantiasa mau memperkenalkan
diri secara nyata kepada ciptaan-Nya. Oleh sebab itu tema kita hari ini “Allah
yang menyatakan Diri.” Mari kita telusuri bacaan hari ini untuk melihat secara
nyata.
Pertama, lihat saja pengalaman Yesaya dalam Yesaya 6:1. Yesaya menyatakan bahwa “…aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, bagian bawah jubag-Nya memenuhi Bait Suci.” Ini merupakan penggambaran kekuasaan dan kekudusan Tuhan yang tak terhampiri manusia. Akan tetapi, Ia yang mahakudus itu berinisiatif menunjukkan diri-Nya. Selanjutnya bahkan kita mendapati bahwa Allah bukan hanya menunjukkan diri. Allah kemudian bertindak menyentuhkan bara api pada lidah Yesaya untuk menguduskannya. Tindakan Allah tersebut membuat Yesaya dapat merespons secara nyata Allah yang menyatakan diri, yakni dengan jalan siap untuk diutus.
Kedua, lihatlah pengalaman Nikodemus dalam bacaan Injil hari ini. Nikodemus yang datang dalam gelapnya malam berjumpa dengan Allah yang menyatakan diri secara terang dalam diri Yesus Kristus. Nikodemus pun mengawali pembicaraan dengan menyampaikan hal-hal nyata yang telah dilakukan oleh Yesus sebelumnya. Hal-hal nyata itu yang mengantar Nikodemus pada pengakuan bahwa Yesus adalah utusan Allah (Yoh. 3:2). Kesemuanya itu barulah pengantar dari keseluruhan penyataan diri Yesus pada Nikodemus. Selanjutnya, kita mendapati bahwa Yesus menjelaskan pada Nikodemus bahwa seorang yang ingin melihat Kerajaan Allah harus lahir kembali.
*Lahir kembali di sini dapat dimengerti sebagai proses membarui diri
dari atas hingga seluruh pikiran dan perbuatan kita dirajai oleh Allah. Proses
kelahiran macam ini bukan terjadi pada suatu hari namun setiap hari. Tiap hari kita
berkomitmen uang untuk menjalani hidup yang sejati. (Baca “Pentakosta:
Wawancara TV Nikodemus” dalam Selamat Bercinta, Andar Ismail).
Dari sini kita
melihat penegasan bahwa kelahiran kembali itu dapat dikerjakan oleh manusia
sebab Allah lebih dulu berinisiatif menyatakan kasih-Nya yang besar kepada
dunia. Melalui kehadiran Yesus Kristus secara nyata maka dunia pun dapat secara
nyata merasakan karya penyelamatan Allah. Bahkan bila kita melanjutkan pembacaan
sampai di ayat 21, maka kita menemukan setiap pribadi yang “lahir kembali” akan
melakukan yang benar dan sedanhg ada dalam gerakan mengarahkan langkah mendekat
kepada Kristus – Sang Anak Allah dan Sang Terang Dunia.
Ketiga, dalam bahasa Rasul Paulus, seorang yang hidup dalam Kristus disebut hidup dalam Roh (Roma 8:9). Seorang yang hidup dalam Roh disebut mampu tidak lagi hidup menuruti keinginan nafsu duniawi, melainkan tunduk kepada pimpinan Roh. "Sebab, jika kamu hidup menurut keinginan daging, kamu akan mati. Namun, jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." (Roma 8:13) Hal ini kembali membuktikan Allah yang berinisiatif lebih dulu sehingga manusia punya kemampuan hidup seturut kehendak Allah. Pimpinan Roh Allah yang membuat seseorang merasakan keindahan hidup dalam kasih Allah Trinitas sehingga mau mematikan keinginan dagingnya.
Melalui ketiga bacaan hari ini, kita sungguh diperlihatkan cara kreatif Allah Trinitas menyatakan diri dan kasih-Nya kepada dunia yang dicintai-Nya. Doktrin Trinitas yang hadir kemudian sejatinya merupakan pengajaran yang mencoba memberi gambaran pada umat Tuhan tentang Dia yang selalu menyatakan diri dan kasih-Nya kepada dunia agar dunia dapat mengalami keselamatan. Mestinya, bahasa dan cara Allah Trinitas menyatakan diri ini dapat ditangkap oleh manusia. Karena sekalipun manusia memiliki beragam cara dan bahasa, bukankah ada satu bahasa yang bisa dipahami semua, tak lain adalah bahasa kasih. Manusia yang mengalami karya kasih Allah, dialah yang dapat merasakan Kerajaan Allah. Sebagai penerima kasih Allah seorang senantiasa merasakan syukur yang melimpah. Rasa syukur itu kemudian dinyatakan dengan mau terlibat menyatakan cinta kasih Allah ini kepada sesamanya melalui pengampunan, perhatian, dan perjuangan untuk memelihara damai sejahtera serta keadilan di tengah keseharian.
Bila Allah
Trinitas telah terus menerus menyatakan diri-Nya, siapkah kita dipimpin oleh-Nya
menyatakan Allah pada dunia?
ypp