Jumat, 06 Maret 2020

MEMPERBARUI DIRI SETIAP HARI


Kejadian 12 : 1 – 4; Mazmur 121; Roma 4 : 1 – 5, 13 – 17; Yohanes 3 : 1 – 17

Setiap hari ada banyak hal yang kita lakukan, entah itu rutinitas maupun melakukan sesuatu yang baru. Dari sekian banyak hal yang kita kerjakan, tema “Memperbarui Diri Setiap Hari” juga patut kita ingat, sadari dan lakukan. Karena tentu kita ingin menjadi orang yang lebih baik dari hari kemarin dengan memperbaharui diri. Namun terkadang kita terjebak pada pertanyaan mengapa harus memperbarui diri? Bukankah menyenangkan dan cukup menjadi orang yang konsisten? Bacaan Injil menolong kita untuk memahami bahwa konsisten itu baik tetapi memperbarui diri jauh lebih baik. Bahkan konsistensi yang kita punya selama ini perlu untuk dipertanyakan lagi, sudah baikkah atau justru ada yang harus diperbaiki.
Dalam Yohanes 3 bercerita tentang seorang Farisi, anggota pemuka agama Yahudi bernama Nikodemus. Sekalipun dia seorang Farisi, dalam bacaan berbicara tentang pengetahuan dan pengakuan percaya Nikodemus tentang siapa Yesus. Ia meyakini bahwa Yesus benar diutus Allah dan tanda-tanda yang dilakukan Yesus itu benar karena dari Allah. Namun Yesus menimpalinya dengan berkata (ayat 3), “Jika seseorang tidak dilakhirkan kembali ia tidak dapa melihat Kerajaan Allah.” Apa kaitannya ucapan Nikodemus dengan respon Yesus? Kok nampaknya tak nyambung. Itu sebabnya Nikodemus bertanya lagi kepada Yesus (ayat 4) bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkan ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan kembali? Yesus menegaskan maksudnya  (ayat 5) Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Apa maksud dari pernyataan Yesus di atas? Yesus menegaskan pentingnya seseorang bukan hanya tahu tentang Kristus (seperti Nikodemus), bukan hanya menerima Kristus, tetapi juga harus lahir kembali (adanya pembaharuan) diri. Karena tahu dengan kondisi konsisten tanpa berubah, akan membuat Nikodemus terjebak pada kondisi dan pemahaman yang keliru. Itu sebabnya, buat Yesus membarui diri itu penting dan perlu dilakukan bukan sewaktu-waktu atau tunggu ada waktu tetapi setiap hari. Karena tiap hari adalah hari pembaharuan diri. Tanpa pembaharuan kita bisa saja terus terjebak pada zona nyaman (dosa dan kesalahan). Itu sebabnya, Yesus tekankan kepada Nikodemus supaya ia membaharui diri (pemahaman).
Yesus juga menegaskan pembaharuan diri karena (ayat 11 - 12) sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kami tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi? Pernyataan Yesus ini menunjukkan bahwa Yesus tahu sekalipun Nikodemus seakan mengenal Yesus namun ternyata Nikodemus tidak benar-benar percaya (berubah). Itu sebabnya Yesus menekankan supaya Nikodemus dan yang lain bukan hanya mengenal dan mengakui tetapi juga membaharui diri untuk percaya pada Yesus dengan mulut dan hati.
Dari bacaan ini, kita melihat bahwa Yesus menghendaki adanya membaharui diri. Sebagai orang yang mengaku percaya pada Yesus (Nikodemus kekinian), sudahkah kita membaharui diri? Meliha berita terkini dunia dan di Indonesia, sedang viral kasus virus Corona. Hal ini membuat banyak orang panik dan memborong masker sebagai persediaan padahal tidak butuh dan hanya karena panik. Dampaknya, ketika yang sakit butuh malah tak ada. Padahal yang dibutuhkan untuk menangkal virus Corona adalah menguatkan imun tubuh. Makanya perlu pembaharuan diri dari hari ke hari. Seperti kata pemazmur, kiranya Tuhan penjaga Israel menjaga diri dan hati kita supaya mau belajar untuk memperbarui diri setiap hari. Amin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar