Minggu, 17 Mei 2020

SUARAKAN KABAR BAIK DALAM SUKACITA


Kenaikan Yesus Kristus ke Surga
Lukas 24:44-53 | Kisah Para Rasul 1:1-11

Kisah kenaikan Yesus ke Surga dalam Alkitab hanya dikisahkan oleh Lukas, baik dalam Injil Lukas maupun dalam Kisah Para Rasul. Injil-injil selain Lukas tidak mencatat kisah kenaikan. Sekalipun ada juga di Injil Markus tetapi itu merupakan bagian yang ditambahkan kemudian pada Injil Markus. Menariknya, sekalipun ditulis oleh oleh satu orang, kisah kenaikan dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Jika dalam Injil Lukas kisah kenaikan menjadi penutup bukunya, dalam Kisah Para Rasul kenaikan penjadi pembuka cerita. Selain itu, kronologinya pun berbeda. Dalam Kisah Para Rasul, diceritakan bahwa kenaikan Yesus terjadi empat puluh hari setelah Paska, yang kemudian menjadi tradisi perayaan kita sampai saat ini. Dalam Injil Lukas, kenaikan terjadi pada Minggu Paska sore (atau malam), setelah Kleopas dan temannya kembali dari Emaus dan bersaksi kepada para saudara. Apa yang membuat keduanya berbeda, padahal penulisnya sama? Dari cara Lukas menempatkan kisah ini dalam kedua bukunya, terlihat bahwa peristwa kenaikan Yesus ke Surga adalah peristiwa yang penting bagi Lukas. Peristiwa ini menjadi baik akhir maupun awal.

Dari perspektif Injil, peristiwa kenaikan Yesus ke Surga jelas merupakan akhir kisah, penutup buku, the ending, akhirulkalam. Kisah yang diawali dengan kelahiran Yesus ke dunia, karya-Nya di tengah dunia, penderitaan dan kematian-Nya, lalu kebangkitan-Nya, kini diakhiri dengan kenaikannya ke Surga. Injil yang berawal dengan kedatangan Yesus ke dunia kini berkhir dengan “kepergian” Yesus dari dunia. Namun, penutup kisah itu menjadi awal atau pembuka bagi kisah yang lain. Peristiwa kenaikan Yesus ke Surga menjadi pembuka kisah para rasul dan karya mereka di dunia. Bahkan, ia menjadi pembuka kisah Gereja. Penulis Lukas menjadikan kisah kenaikan Yesus ini sebagai peralihan dari karya Yesus di dunia ke karya para murid atau bahkan Gereja di dunia.

Injil Lukas dan Kisah Para Rasul menceritakan peristiwa kenaikan dengan Yesus yang duduk makan bersama murid-murid-Nya, dan mengajar mereka akan Kitab Suci serta menyuruh mereka tetap tinggal di Yerusalem dan memberikan mereka petunjuk terakhir. Hanya saja, dalam Kisah Para Rasul, para murid bertanya tentang masa depan, tetang pemulihan Israel pada hari akhir. Jawaban Yesus adalah, “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu… tetapi kamu akan menjadi saksi-Ku.” Seolah-olah Yesus mau berkata “Jangan berpikir soal eskaton, soal masa depan dan hari akhir, tapi karya keselamatan Allah di tengah dunia ini harus dilanjutkan.”

Saudara, apa yang ditanyakan dan dipikirkan murid-murid ini agak mirip dengan apa yang dipikirkan dan ditanyakan beberapa orang Kristen pada masa ini. Kondisi wabah Covid di tengah dunia ini sedikit-banyak menggoda umat untuk berpikir tentang akhir zaman. Beberapa orang bahkan menjadi “nabi” atau malah dukun yang menubuatkan atau meramalkan akhir zaman. Dengan mengutip Alkitab secara serampangan, mereka mengaitkan wabah penyakit global ini dengan tanda-tanda akhir zaman; Bahwa kedatangan Tuhan semakin dekat, dunia akan dihancurkan, dan orang saleh akan diangkat ke Surga. Yang menjadi masalah dengan nubuat-nubuat dan spekulasi-spekulasi akhir zaman ini adalah semua orang ingin pergi ke Surga dan meninggalkan dunia yang sudah rusak ini. Dalam kondisi putus asa akibat wabah yang tak kunjung selesai ini, banyak orang yang merasa tidak sanggup lagi hidup di dunia ini, dan ingin segera berpindah ke Surga.

Mentalitas seperti ini kurang lebih juga dimiliki oleh para murid. Ketika Yesus naik ke Surga, mereka menatap ke langit, terpana dan terpesona dengan “yang di atas” sampai lupa pada tangguang jawab mereka “yang di bawah”. Setelah menerima pengutusan Yesus untuk menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi, mereka langsung lupa karena terpana memandangi langit (Yun. ouranos: langit, surga). Ketika itulah datang dua orang berpakaian putih menghampiri mereka dan berkata, “… mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini … akan datang kembali …” Kehadiran dua orang berpakaian putih itu menyentak dan menyadarkan mereka bahwa Kristus akan datang kembali ke dunia ini. Karena itu lakukanlah tanggung jawab pengutusan kalian di tengah dunia ini. Jadilah saksi-Nya sampai ke ujung bumi.

Orang Kristen di tengah wabah seperti ini banyak yang berfokus pada surga. Mereka berpikir, “Saat ini kita menderita di tengah wabah. Ini tanda-tanda akhir zaman, dan kita akan diangkat ke surga, meninggalkan dunia yang penuh celaka ini.” Orang-orang ini lupa dengan pengutusan ke dalam dunia. Mereka juga lupa bahwa Kristus akan datang ke dunia ini, dan karena itu orang Kristen punya tanggung jawab untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan kembali ke dunia dengan menjadi saksi-Nya: mengerjakan damai sejahtera, mengusahakan kebaikan, memperjuangkan keadilan, menyuarakan kabar baik dalam sukacita. Peristiwa kenaikan Yesus adalah peralihan dari karya Yesus di dunia ke karya Gereja di dunia. Ia menjadi akhir kisah Yesus di dunia tetapi menjadi awal bagi kisah gereja di dunia. Kenaikan Yesus ke Surga bukan dimaksudkan supaya para pengikut-Nya juga ikut Dia ke surga, tetapi melanjutkan karya-Nya di tengah dunia.

Saudara, hari ini kita diajak untuk menyuarakan kabar baik dalam sukacita. Bukan untuk terpana dengan surga dan lari dari dunia, melainkan untuk berkarya di dunia dengan segala pergumulannya. Dunia saat ini diliputi dukacita, kesedihan, kesulitan, dan ketakutan. Banyak di antara kita yang secara langsung atau tidak langsung terdampak wabah Covid; Usaha semakin sulit, para pekerja dirumahkan atau di-PHK; Ada yang sakit dan meninggal dunia; Bahkan kabar berita yang sering kita dengarkan banyak yang menjatuhkan iman dan pengharapan, kabar-kabar buruk dan negatif yang membuat banyak orang putus harapan. Pada saat seperti ini, dunia butuh kabar baik. Dunia membutuhkan kita untuk menyuarakan kabar baik itu. Bukan menebar ketakutan dengan nubuat kehancuran dunia atau janji-janji surga yang seringkali mengecewakan, melainkan untuk berbagi sukacita, berbagi pengharapan, terus melakukan kebaikan. Tugas kita adalah melanjutkan kisah Injil, kisah kabar baik Yesus Kristus, dengan kisah kabar baik kita sampai Tuhan datang kembali ke dunia ini. Amin.
(thn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar