Kenaikan Yesus Kristus ke Surga
Lukas 24:44-53 | Kisah Para Rasul 1:1-11
Kisah kenaikan Yesus ke Surga
dalam Alkitab hanya dikisahkan oleh Lukas, baik dalam Injil Lukas maupun dalam
Kisah Para Rasul. Injil-injil selain Lukas tidak mencatat kisah kenaikan.
Sekalipun ada juga di Injil Markus tetapi itu merupakan bagian yang ditambahkan
kemudian pada Injil Markus. Menariknya, sekalipun ditulis oleh oleh satu orang,
kisah kenaikan dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul memiliki perbedaan yang
cukup signifikan. Jika dalam Injil Lukas kisah kenaikan menjadi penutup
bukunya, dalam Kisah Para Rasul kenaikan penjadi pembuka cerita. Selain itu,
kronologinya pun berbeda. Dalam Kisah Para Rasul, diceritakan bahwa kenaikan
Yesus terjadi empat puluh hari setelah Paska, yang kemudian menjadi tradisi
perayaan kita sampai saat ini. Dalam Injil Lukas, kenaikan terjadi pada Minggu
Paska sore (atau malam), setelah Kleopas dan temannya kembali dari Emaus dan bersaksi
kepada para saudara. Apa yang membuat keduanya berbeda, padahal penulisnya
sama? Dari cara Lukas menempatkan kisah ini dalam kedua bukunya, terlihat bahwa
peristwa kenaikan Yesus ke Surga adalah peristiwa yang penting bagi Lukas.
Peristiwa ini menjadi baik akhir maupun awal.
Dari perspektif Injil,
peristiwa kenaikan Yesus ke Surga jelas merupakan akhir kisah, penutup buku, the ending,
akhirulkalam. Kisah yang diawali
dengan kelahiran Yesus ke dunia, karya-Nya di tengah dunia, penderitaan dan kematian-Nya,
lalu kebangkitan-Nya, kini diakhiri dengan kenaikannya ke Surga. Injil yang
berawal dengan kedatangan Yesus ke dunia kini berkhir dengan “kepergian” Yesus
dari dunia. Namun, penutup kisah itu menjadi awal atau pembuka bagi kisah yang
lain. Peristiwa kenaikan Yesus ke Surga menjadi pembuka kisah para rasul dan
karya mereka di dunia. Bahkan, ia menjadi pembuka kisah Gereja. Penulis Lukas
menjadikan kisah kenaikan Yesus ini sebagai peralihan dari karya Yesus di dunia
ke karya para murid atau bahkan Gereja di dunia.
Injil Lukas dan Kisah Para
Rasul menceritakan peristiwa kenaikan dengan Yesus yang duduk makan bersama
murid-murid-Nya, dan mengajar mereka akan Kitab Suci serta menyuruh mereka
tetap tinggal di Yerusalem dan memberikan mereka petunjuk terakhir. Hanya saja,
dalam Kisah Para Rasul, para murid bertanya tentang masa depan, tetang pemulihan
Israel pada hari akhir. Jawaban Yesus adalah, “Engkau tidak perlu mengetahui
masa dan waktu… tetapi kamu akan menjadi saksi-Ku.” Seolah-olah Yesus mau
berkata “Jangan berpikir soal eskaton,
soal masa depan dan hari akhir, tapi karya keselamatan Allah di tengah dunia
ini harus dilanjutkan.”
Saudara, apa yang ditanyakan
dan dipikirkan murid-murid ini agak mirip dengan apa yang dipikirkan dan
ditanyakan beberapa orang Kristen pada masa ini. Kondisi wabah Covid di tengah
dunia ini sedikit-banyak menggoda umat untuk berpikir tentang akhir zaman.
Beberapa orang bahkan menjadi “nabi” atau malah dukun yang menubuatkan atau
meramalkan akhir zaman. Dengan mengutip Alkitab secara serampangan, mereka mengaitkan
wabah penyakit global ini dengan tanda-tanda akhir zaman; Bahwa kedatangan
Tuhan semakin dekat, dunia akan dihancurkan, dan orang saleh akan diangkat ke Surga.
Yang menjadi masalah dengan nubuat-nubuat dan spekulasi-spekulasi akhir zaman
ini adalah semua orang ingin pergi ke Surga dan meninggalkan dunia yang sudah
rusak ini. Dalam kondisi putus asa akibat wabah yang tak kunjung selesai ini, banyak
orang yang merasa tidak sanggup lagi hidup di dunia ini, dan ingin segera
berpindah ke Surga.
Mentalitas seperti ini kurang
lebih juga dimiliki oleh para murid. Ketika Yesus naik ke Surga, mereka menatap
ke langit, terpana dan terpesona dengan “yang di atas” sampai lupa pada
tangguang jawab mereka “yang di bawah”. Setelah menerima pengutusan Yesus untuk
menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi, mereka
langsung lupa karena terpana memandangi langit (Yun. ouranos: langit, surga). Ketika itulah datang dua orang berpakaian
putih menghampiri mereka dan berkata, “… mengapakah kamu berdiri melihat ke
langit? Yesus ini … akan datang kembali …” Kehadiran dua orang berpakaian putih
itu menyentak dan menyadarkan mereka bahwa Kristus akan datang kembali ke dunia
ini. Karena itu lakukanlah tanggung jawab pengutusan kalian di tengah dunia
ini. Jadilah saksi-Nya sampai ke ujung bumi.
Orang Kristen di tengah wabah
seperti ini banyak yang berfokus pada surga. Mereka berpikir, “Saat ini kita
menderita di tengah wabah. Ini tanda-tanda akhir zaman, dan kita akan diangkat
ke surga, meninggalkan dunia yang penuh celaka ini.” Orang-orang ini lupa dengan
pengutusan ke dalam dunia. Mereka juga lupa bahwa Kristus akan datang ke dunia
ini, dan karena itu orang Kristen punya tanggung jawab untuk mempersiapkan
kedatangan Tuhan kembali ke dunia dengan menjadi saksi-Nya: mengerjakan damai
sejahtera, mengusahakan kebaikan, memperjuangkan keadilan, menyuarakan kabar
baik dalam sukacita. Peristiwa kenaikan Yesus adalah peralihan dari karya Yesus
di dunia ke karya Gereja di dunia. Ia menjadi akhir kisah Yesus di dunia tetapi
menjadi awal bagi kisah gereja di dunia. Kenaikan Yesus ke Surga bukan dimaksudkan
supaya para pengikut-Nya juga ikut Dia ke surga, tetapi melanjutkan karya-Nya
di tengah dunia.
Saudara, hari ini kita diajak
untuk menyuarakan kabar baik dalam sukacita. Bukan untuk terpana dengan surga
dan lari dari dunia, melainkan untuk berkarya di dunia dengan segala
pergumulannya. Dunia saat ini diliputi dukacita, kesedihan, kesulitan, dan
ketakutan. Banyak di antara kita yang secara langsung atau tidak langsung terdampak wabah Covid; Usaha semakin sulit, para pekerja
dirumahkan atau di-PHK; Ada yang sakit dan meninggal dunia; Bahkan kabar berita yang sering kita dengarkan banyak yang menjatuhkan iman
dan pengharapan, kabar-kabar buruk dan negatif yang membuat banyak orang putus
harapan. Pada saat seperti ini, dunia butuh kabar baik. Dunia membutuhkan kita
untuk menyuarakan kabar baik itu. Bukan menebar ketakutan dengan nubuat kehancuran
dunia atau janji-janji surga yang seringkali mengecewakan, melainkan untuk
berbagi sukacita, berbagi pengharapan, terus melakukan kebaikan. Tugas kita
adalah melanjutkan kisah Injil, kisah kabar baik Yesus Kristus, dengan kisah
kabar baik kita sampai Tuhan datang kembali ke dunia ini. Amin.
(thn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar