Rabu, 06 Mei 2020

KEBERANIAN MENJALANI HIDUP


PASKAH V 
Kisah Para Rasul 7 : 55 - 60; Mazmur 31 : 2 - 6, 16 - 17; 1 Petrus 2 : 2 - 10; Yohanes 14 : 1 - 14

Saudaraku yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Perkataan Yesus dalam bacaan hari ini khususnya ayat 2 - 3, “di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”Ayat ini begitu akrab dan populer bagi banyak orang Kristen. Namun, di manakah ayat ini seringkali kita dengarkan? Biasanya perkataan ini diperdengarkan kepada banyak orang ketika ibadah penghiburan dilayankan pada saat peristiwa kedukaan. Namun kita patut bertanya. Sebenarnya untuk siapa sih ayat-ayat ini diperdengarkan? Untuk orang yang hidup atau yang mati? Tentu kita sepakat bahwa ayat ini diperuntukkan untuk semua orang yang masih hidup. Oleh karena itu, penekanan ayat ini adalah bukan hanya supaya kita berani menghadapi kematian, tetapi juga supaya kita berani untuk menjalani kehidupan.

Berbicara tentang keberanian untuk menjalani hidup nampaknya hal itu tidak selalu ditunjukkan oleh para murid Yesus. Karena, mengawali bacaan hari ini, di ayat 1 Yesus mengatakan kepada para muridNya Janganlah gelisah hatimu. Tapi mengapa para murid menjadi gelisah hati? Bukankah Yesus bersama-sama dengan mereka? Untuk apa lagi mereka gelisah? Betul saudara Yesus ada bersama mereka. Tetapi, para murid menjadi gelisah karena ternyata sebelum bacaan ini, Yesus sempat mengatakan kepada para muridNya dalam Yoh. 13 : 33 “hai anak-anakKu, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: ketempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.” Yoh. 13 : 36 “Simon tanya Tuhan, kemanakah Engkau pergi? Jawab Yesus ke tempat aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.””

Saudaraku, dari pernyataan Yesus ini bahwa ia akan pergi meninggalkan para murid dan tidak ada yang dapat mengikutNya, tentu hal ini membuat para murid gelisah. Mengapa? sebab sebagai para murid, mereka sudah terbiasa bersama Yesus. Ada apa2 ada Yesus. Ada masalah, Yesus bertindak mereka diam saja mengikuti. Kuasa Yesus begitu luar biasa dan tak ada yang mampu menandingiNya. Sehingga, selama ada Yesus, para murid aman! Bahkan mereka ada dalam zona nyaman. Karena tinggal ngikut aja. Tapi ketika Yesus mengatakan Ia akan pergi meninggalkan mereka dan tidak ada seorangpun yang dapat mengikutiNya? Tentu para murid gelisah karena Yesus akan pergi meninggalkan mereka.Para murid menjadi gelisah karena mereka tidak ingin dan tidak siap untuk ditinggalkan. Mereka tak mampu bertahan jika tanpa Tuhan. Mereka tidak berani untuk menjalani kehidupan jika Tuhan tidak bersama-sama mereka.

Saudaraku, di satu sisi ini kesadaran yang baik, karena para murid sadar bahwa mereka membutuhkan Tuhan tanpa Tuhan hidup mereka ambyar. Tanpa Tuhan mereka kehilangan keberanian untuk menjalani hidup mereka. Namun saudara yang menarik dalam bacaan ini adalah sekalipun kegelisahan para murid tidak dikatakan secara verbal kepada Yesus. Namun ternyata Yesus tahu hati para muridNya. Ia mengenal mereka tanpa harus dikatakan. Karena Ia menangkap kegelisahan mereka, sehingga Ia katakan jangan gelisah hatimu.”

Bahkan saudara, Yesus juga menyampaikan kok untuk apa Ia harus pergi, supaya para murid memahami apa yang akan Yesus lakukan dan tidak gelisah lagi. Semua Yesus jelaskan di ayat 2 - 4 bacaan hari ini. Dengan tujuan, ketika para murid memahami tindakan Yesus, sekalipun nampaknya ditinggalkan mereka tidak gelisah dan tetap berani menjalani hidup. Karena Yesus sendiri juga berani untuk menjalani hidupNya. Jika diperhatikan ternyata apa yang Yesus sampaikan di ayat 2 - 4 tadi, terdiri dari 4 poin:
1) Yesus memang akan pergi dan harus pergi. Tetapi Yesus pergi untuk menyiapkan/menyediakan tempat bagimu di rumah Bapa.

2) Yesus akan datang kembali. Jadi ia pergi bukan selamanya akan pergi. Ia pergi bukan untuk meninggalkan dan melupakan para murid. Tetapi seperti lagu Ello – salah 1 penyanyi Indonesia, Yesus pergi untuk kembali

3) Yesus akan membawamu (para murid) ke tempatKu supaya di mana Aku berada, kamu pun berada. Dari poin 3 ini memperlihatkan bukan hanya para murid yang terus ingin dekat dengan Yesus. Tapi Yesus juga dekat dengan mereka. Lihat kalimatNya, supaya di mana Aku berada, kamu pun berada. Ia tidak menjauh, Yesus tidak meninggalkan para muridNya. Tetapi justru Ia ingin dekat dengan mereka.

4) Dan ke mana Aku (Yesus) pergi, kamu tahu jalan ke situ. Karena Tuhan yang akan mengarahkan da menunjukkannya

Saudaraku, dari 4 poin ini jika ditarik dalam 1 kalimat kita bisa simpulkan bahwa apa yang Yesus lakukan bukan untuk diriNya. Karena setiap poin ditujukkan untuk “mu” para murid dan semua orang percaya. Sehingga SEMUA YANG YESUS LAKUKAN ITU UNTUKMUSehingga dalam salah 1 tulisan Martin Luther tentang bacaan ini, ia katakan “ini teks penghiburan sekaligus penguatan dari Yesus untuk para muridNya tentu dengan tujuan agar para murid berani menjalani kehidupan mereka. Wong semua yang Yesus lakukan untuk mereka kok. Yesus juga tidak pergi untuk meninggalkan dan melupakan mereka. Ia justru harus pergi untuk mati dan bangkit untuk keselamatan bukan hanya para murid tetapi keselamatan dunia.   

Saudara, ketika kita tahu apa yang Yesus katakan dan bahkan makna dari tindakan Yesus. Ternyata hal itu, berbeda dengan apa yang ditangkap oleh muridNya karena Tomas berkata kepada Yesus Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?  Hal ini menunjukkan bahwa 1) Tomas hanya fokus pada arah ke mana Yesus pergi, jalan mana yang Yesus lewati bukan pada apa makna kepergian Yesus. 2) Tomas belum juga paham akan apa yang Yesus sampaikan. Tapi bisa jadi ketidakpahaman Tomas terjadi karena ia terlalu gelisah sehingga sehingga ia tidak mampu menerima apa yang Yesus sampaikan.

Tapi sekalipun para muridNya tidak mengerti, Yesus tetap sabar untuk menjelaskan sekalipun ia sudah berkali-kali menjelaskan. Tapi Yesus, Ia menunjukkan kesabaran yang begitu baik untuk para muridNya. Karena Ia jelaskan lagi (ay. 6 - 7) “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia. Jadi, Yesus menekankan bukan pada ke arah mana Ia akan berjalan, jalan mana yang akan Yesus lewati seperti yang dipahami oleh Tomas. Karena Ia bukan sekadar akan lewat suatu jalan atau jadi penunjuk jalan saja. Tetapi Ia adalah jalan itu. Jalan yang benar dan jalan yang membawa kehidupan. Jalan yang memperkenalkan siapa diriNya kepada para muridNya, bahwa Dia adalah Sang Bapa. Allah yang hadir di tengah mereka. Karena mengenalNya, kamu telah mengenal Bapa.

Tapi Filipus justru berkata "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Haduh kalau jadi Yesus mungkin sudah kita tinggalkan, sudah kita pites karena kok ngga ngerti-ngerti padahal sudah dijelaskan bukan dengan bahasa yang sulit. Tapi dengan kata-kata yang sederhana yang seharusnya mudah ditangkap dan dimengerti. Nampaknya, di sini ada perbedaan antara tidak mengerti dan tidak mau mengerti. Karena kalau tidak mengerti artinya sama sekali tidak tahu. Tapi kalau tidak mau mengerti artinya sudah dikasih tahu, sudah tahu, tapi tidak mau mau tahu!. Akhirnya gagal mengerti. Makanya Yesus juga sampaikan “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Saudaraku lihatlah para murid, sudah begitu lama mengikut Yesus. Namun tak mau memahami siapa Yesus. Bahkan tak percaya padaNya. Sekalipun sudah melihat pekerjaan-pekerjaan Allah dalam diri Yesus. Bisa jadi hal ini terjadi karena para murid terlalu gelisah, sehingga mereka terjebak dalam kegelisahan dan membuat mereka tidak menangkap pesan dari perkataan dan karya Yesus selama ini. Tetapi, bisa juga ini jadi refleksi jangan-jangan selama ini mereka jadi murid yang hanya sekadar ikut aja, cari aman dan tidak sepenuhnya percaya. Yesus yang Mahasabar kembali mengingatkan mereka (ay. 12) Sesunggunya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Artinya, seharusnya jika para murid percaya dengan sungguh pada Yesus. Memahami kata-kataNya. Mengelolah rasa gelisah mereka. Maka mereka akan dengan berani melakukan pekerjaan hebat! Mereka berani melakukan pekerjaan yang disediakan Tuhan. Berani untuk menjalani hidup karna sadar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan dan membuang mereka.

Saudaraku yang terkasih yang Tuhan Yesus Kristus.
Apa yang kita dapatkan dari bacaan ini:
1) Setiap orang bisa gelisah. Bahkan para murid yang bersama-sama dengan Yesus juga gelisah! Kegelisahan para murid adalah karena mereka hanya menangkap bahwa Yesus akan meninggalkan mereka padahal dari perkatan Yesus, Ia justru mau dekat, Ia hadir dan tidak meninggalkan mereka. Namun kegelisahan itu membelenggu mereka sehingga mereka tidak memahami maksud dari tindakan Tuhan.

Saudaraku, bukan hanya para murid. Kita juga bisa gelisah karena zona nyaman kita sedang diguncang. apalagi kita berada di tengah kondisi pandemi Covid.  Kita yang di rumah saja gelisah. Kapan pandemic ini selesai? Kapan bisa kerja seperti dulu lagi? Kapan bisa jalan2 lagi? Kapan bisa wisata kuliner lagi? Kapan bisa ke mall lagi? kapan bisa ibadah dan persekutuan di gereja lagi? Sudah sangat rindu! Benar kata Dilan rindu itu berat! Atau kita mulai gelisah karena sudah harus bayar uang kos/kontrakan tapi isi dompet su menipis. Tabungan tak punya. Pemasukkan tidak ada. Kita diPHK tanpa kejelasan akan bagaimana kita ke depannya. Dan kini mulai gelisah seakan Tuhan meninggalkan kita.

Saudaraku, kegelisahan itu manusiawi. Karena para murid juga gelisah. Tapi jangan sampai kegelisahan itu membuat kita tidak memahami maksud Tuhan! Bisa jadi, ketika kita di kondisi sekarang. Karena Tuhan mau supaya kita punya waktu untuk merawat diri kita. Kita merawat diri dengan punya banyak waktu untuk baca, untuk explore lagi talenta kita, bakat yang terpendam dimunculkan kembali, lebih sering olahraga dan punya waktu lebih banyak dengan Tuhan. Merawat diri dari berbagai aspek.

Bisa juga  kondisi sekarang membuat kita merawat keluarga. Selama ini sibuk dengan urusan kantor dan pelayanan dan perkuliahan. Kini punya waktu untuk merawat keluarga. Banyak waktu bermain bersama anak dan punya banyak waktu ngobrol dengan pasangan dan keluarga. Cari cara untuk meluangkan waktu bareng entah olahraga bersama atau nonton drakor bareng. Kalau Kita yang rantau, bisa telpon keluarga Yang Biasa terputus karena kuliah/kerja kini bisa bebas ngobrol dengan mereka berjam-jam.

Bisa juga kondisi sekarang membuat kita sedang bersama merawat alam. Biasanya sampah di mana-mana, polusi menyesakkan. Tapi kini, kita bersama sedang mengistirahatkan alam.  Lihatlah beberapa foto dari Nasa di internet tentang kondisi udara sekarang. Ada berita baik untuk alam karena polusi di dunia menurun.

2. Tuhan mengingatkan bahwa Tuhan dekat, Tuhan hadir bahkan dalam kegelisahan kita. Maka gantilah kegelisahan dengan keberanian menjalani hidup. Karena keberanian menjalani hidup menjadi bukti bahwa kita percaya sekalipun dalam kesulitan hidup Tuhan menganuerahkan kebaikan dan penyertaanNya senantiasa. Amin.
(mc) 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar