(Minggu Transfigurasi)
2 Raja-raja
2 : 1 – 12; Mazmur 50 : 1 – 6; 2 Korintus 4 : 3 – 6; Markus 9 : 2 – 9
Tanggal 14 Februari selalu
dirayakan sebagai valentine day, hari kasih sayang. Dalam turut
merayakan hari kasih sayang, tepat di minggu ini dalam kalender gerejawi, kita memasuki minggu transfigurasi. Secara
harafiah, transfigurasi berasal dari dua kata, trans yang berarti
perubahan dan figure yang berarti wajah atau rupa. Transfigurasi ini dialami oleh Yesus yang
dikisahkan dalam Injil Markus 9 : 2 – 9.
Kisah ini juga dicatat dalam Injil
Matius dan Lukas, yang hendak memberi penegasan bahwa peristiwa transfigurasi
yang dialami oleh Yesus adalah sebuah peristiwa yang penting. Ketika proses transfigurasi Yesus terjadi
di sebuah gunung yang tinggi, Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mengapa
Yesus tidak mengajak murid-murid yang lain? Bisa jadi karena ketiga murid
inilah yang cukup dekat dengan Yesus.
Mereka juga adalah
orang-orang yang cukup kuat untuk naik gunung yang tinggi. Karena naik gunung
butuh stamina yang baik. Selain itu, hanya mereka bertiga yang diajak Yesus
untuk naik gunung karena Yesus tidak ingin banyak orang tahu peristiwa ini karena
itu Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan apa yang telah mereka
lihat kepada orang lain (bc. ay. 9) .
Melalui transfigurasiNya,
Yesus hendak memberi pesan bahwa Ia dimuliakan Allah. Proses dimuliakan Allah
itu dilihat dengan mata kepala para murid sendiri, melalui perubahan rupa yang
dialami Yesus dan pakaianNya sangat putih berkilauan. Bahkan apa yang dialami
Yesus membuat Petrus merasa bahagia (ay. 5) karena ada perubahan rupa yang
dialami Yesus. Petrus bahagia bisa jadi karena 6 hari sebelum Yesus membawa
mereka naik gunung, Petrus sempat mengaku bahwa Yesus adalah Mesias (Mrk. 8 :
29).
Melalui apa yang ia
lihat di atas gunung itu, kini jadi bukti bahwa pengakuan Petrus benar. Selain
itu, sesudah Petrus mengakui Yesus adalah Mesias, Yesus sempat memberitahukan
penderitaan yang akan Yesus alami kepada para muridNya (Mrk. 8 : 31). Hal itu
sempat membuat Petrus menegor Yesus (Mrk. 8 : 32). Dengan melihat peristiwa
Yesus begitu dimuliakan, berkilau, penuh kuasa, maka mungkin saja Petrus
menganggap bahwa apa yang Yesus sampaikan sebelumnya pastinya tidak akan
terjadi. Ditambah lagi, sebuah suara yang mereka dengar “Inilah Anak yang
Kukasihi, dengarkanlah Dia.” (ay. 7) yang menjadi
Namun demikian, apa
yang dilihat dan dipikirkan oleh Petrus ternyata berbanding terbalik dengan apa
yang akan terjadi pada Yesus. Memang peristiwa transfigurasi itu menjadi momen
bahwa Yesus dimuliakan, tetapi peristiwa itu juga menjadi momen di mana Yesus
akan mengalami penderitaan seperti yang Ia katakan sebelumnya (Mrk. 8 : 31).
Saudara,
ketika di minggu ini kita merayakan Minggu Transfigurasi. Kiranya melalui
perubahan rupa Allah yang dikisahkan dalam bacaan yang menjadi wujud Yesus
dimuliakan, membuat kita juga kagum pada Allah yang penuh kuasa. Namun di saat
yang sama, kita juga menyadari bahwa Allah yang dimuliakan itu, juga dengan
cintaNya merengkuh penderitaan untuk kita, umatNya yang berdosa.
Biarlah ini menjadi pengingat akan kasih sayang dari Allah untuk kita dan menjadi penyemangat di kala kita mungkin saat ini menderita. Bahwa Allah merengkuh penderitaan dan kemuliaan sebagai wujud cintaNya untuk kita. Amin. (mc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar