Selasa, 09 Februari 2021

TRANSFIGURASI: ANTARA PENDERITAAN DAN KEMULIAAN

 

(Minggu Transfigurasi)

2 Raja-raja 2 : 1 – 12; Mazmur 50 : 1 – 6; 2 Korintus 4 : 3 – 6; Markus 9 : 2 – 9


Tanggal 14 Februari selalu dirayakan sebagai valentine day, hari kasih sayang. Dalam turut merayakan hari kasih sayang, tepat di minggu ini dalam kalender gerejawi, kita memasuki minggu transfigurasi. Secara harafiah, transfigurasi berasal dari dua kata, trans yang berarti perubahan dan figure yang berarti wajah atau rupa. Transfigurasi ini dialami oleh Yesus yang dikisahkan dalam Injil Markus 9 : 2 – 9.

Kisah ini juga dicatat dalam Injil Matius dan Lukas, yang hendak memberi penegasan bahwa peristiwa transfigurasi yang dialami oleh Yesus adalah sebuah peristiwa yang penting. Ketika proses transfigurasi Yesus terjadi di sebuah gunung yang tinggi, Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mengapa Yesus tidak mengajak murid-murid yang lain? Bisa jadi karena ketiga murid inilah yang cukup dekat dengan Yesus.

Mereka juga adalah orang-orang yang cukup kuat untuk naik gunung yang tinggi. Karena naik gunung butuh stamina yang baik. Selain itu, hanya mereka bertiga yang diajak Yesus untuk naik gunung karena Yesus tidak ingin banyak orang tahu peristiwa ini karena itu Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan apa yang telah mereka lihat kepada orang lain (bc. ay. 9) .

Melalui transfigurasiNya, Yesus hendak memberi pesan bahwa Ia dimuliakan Allah. Proses dimuliakan Allah itu dilihat dengan mata kepala para murid sendiri, melalui perubahan rupa yang dialami Yesus dan pakaianNya sangat putih berkilauan. Bahkan apa yang dialami Yesus membuat Petrus merasa bahagia (ay. 5) karena ada perubahan rupa yang dialami Yesus. Petrus bahagia bisa jadi karena 6 hari sebelum Yesus membawa mereka naik gunung, Petrus sempat mengaku bahwa Yesus adalah Mesias (Mrk. 8 : 29).

Melalui apa yang ia lihat di atas gunung itu, kini jadi bukti bahwa pengakuan Petrus benar. Selain itu, sesudah Petrus mengakui Yesus adalah Mesias, Yesus sempat memberitahukan penderitaan yang akan Yesus alami kepada para muridNya (Mrk. 8 : 31). Hal itu sempat membuat Petrus menegor Yesus (Mrk. 8 : 32). Dengan melihat peristiwa Yesus begitu dimuliakan, berkilau, penuh kuasa, maka mungkin saja Petrus menganggap bahwa apa yang Yesus sampaikan sebelumnya pastinya tidak akan terjadi. Ditambah lagi, sebuah suara yang mereka dengar “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” (ay. 7) yang menjadi

Namun demikian, apa yang dilihat dan dipikirkan oleh Petrus ternyata berbanding terbalik dengan apa yang akan terjadi pada Yesus. Memang peristiwa transfigurasi itu menjadi momen bahwa Yesus dimuliakan, tetapi peristiwa itu juga menjadi momen di mana Yesus akan mengalami penderitaan seperti yang Ia katakan sebelumnya (Mrk. 8 : 31).

            Saudara, ketika di minggu ini kita merayakan Minggu Transfigurasi. Kiranya melalui perubahan rupa Allah yang dikisahkan dalam bacaan yang menjadi wujud Yesus dimuliakan, membuat kita juga kagum pada Allah yang penuh kuasa. Namun di saat yang sama, kita juga menyadari bahwa Allah yang dimuliakan itu, juga dengan cintaNya merengkuh penderitaan untuk kita, umatNya yang berdosa.

Biarlah ini menjadi pengingat akan kasih sayang dari Allah untuk kita dan menjadi penyemangat di kala kita mungkin saat ini menderita. Bahwa Allah merengkuh penderitaan dan kemuliaan sebagai wujud cintaNya untuk kita. Amin. (mc)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar