Jumat, 08 Maret 2024

ANUGERAHNYA PULIHKANKU

 Minggu Prapaskah IV

Bilangan 21 : 4 - 9; Mazmur 107 : 1 - 3, 17 - 22; Efesus 2 : 1 - 10; Yohanes 3 : 14 - 21 


Setiap orang yang sakit pasti membutuhkan pemulihan dan untuk itu beragam upaya dilakukan demi pulih dari sakit yang diderita. Seringkali kita menemukan, berapapun biayanya, sejauh apapun rumah sakitnya, bagaimanapun pengobatannya, semua akan diupayakan demi sebuah kata, yaitu pulih. Saudara, rupanya sakit yang diderita oleh manusia bukan hanya sakit secara fisik tetapi juga sakit karena dosa dan pelanggaran yang dilakukan. 

Kondisi sakit karena dosa ini dapat kita temukan dalam bacaan pertama di kitab Bilangan 21 : 4 - 9 yang merupakan bagian dari kisah perjalanan bangsa Israel menuju tanah perjanjian, Kanaan. Dalam perjalanan kala itu nampaknya 430 tahun di tanah perbudakan sekalipun hidup susah namun juga nyaman, membuat orang Israel tidak dapat tahan hidup lebih susah dari Mesir. Karena dalam perjalanan itu mereka mulai kehabisan roti dan air yang merupakan bekal dan kebutuhan dalam perjalanan mereka. 

Dalam kondisi itu, sayangnya anugerah pemulihan dari Allah yang telah diberikan kepada mereka melalui bebas dan pulihnya mereka dari perbudakan di Mesir tidak mereka syukuri. Karena alih-alih untuk bersyukur, mereka akhirnya tidak dapat menahan hati, melawan dan mengeluh kepada Allah dan Musa. 

Walaupun ada orang yang membela apa yang dilakukan orang Israel, karena dalam kondisi sulit mereka bener kok karena mengeluh pada Tuhan, mereka seakan tetap mencari Tuhan, dan melakukan tindakan yang benar. Namun ternyata mengeluh di sini bukan sebagai wujud keberserahan atau tetap punya pengharapan pada Tuhan dan dekat pada Tuhan. Sebaliknya, mereka malah menyalahkan Tuhan, tidak mengindahkan anugerah pemulihan yang Allah sudah berikan, dan ungkapan tidak dapat menahan hati dan melawan Allah justru menjadi sebuah sikap bahwa mereka ingin menjauh dari Tuhan. 

Dalam kondisi yang hendak menjauh dari Tuhan itu, Tuhan mendatangkan ular-ular tedung di tengah-tengah mereka untuk memagut mereka sehingga mereka mati. Menurut https://www.gramedia.com/best-seller/ular-berbisa/, di Australia jenis ular tedung dinyatakan sebagai ular paling berbisa dan patut untuk diwaspadai sebab sekitar 60% orang meninggal karena gigitannya. Ditambah lagi, ular tedung coklat dewasa dikenal sebagai ular yang gerakannya cepat dan agresif.

Pertanyaannya, mengapa Allah mendatangkan ular tedung? Apakah Ia sedang menghukum orang Israel karena apa yang mereka perbuat kepada Allah? Jika kita perhatikan kembali kalimat dalam bacaan, justru kita akan menemukan bahwa Allah mendatangkan ular tedung untuk memberi gambaran pada orang Israel kala itu yang ingin menjauh dari Tuhan. Bahwa orang yang jauh dari Tuhan bukan pulih melainkan binasa dan mati. Dan ketika mereka kembali mengaku dosa dan meminta pengampunan dari Allah, Allah tetap berkenan memulihkan mereka. 

Di bagian ini, orang Israel kembali diperlihatkan bahwa hanya dekat dan dari Allahlah mereka dapat sembuh dan selamat. Hal ini jugalah yang diungkapkan oleh pemazmur dalam Mazmur 107 bahwa orang yang berseru kepada Tuhan dalam kesesakan, akan diselamatkan dari kesusahan mereka. Dan akhirnya mereka yang diselamatkan akan bernyanyi syukur, mempersembahkan kurban syukur dan menceritakan pekerjaan Allah dengan sorak-sorai!

Sementara itu dalam Perjanjian Baru, Paulus kembali mengingatkan jemaat di Efesus dalam Efesus 2 : 1 - 10 bahwa mereka juga adalah orang-orang yang melakukan pelanggaran dan berdosa karena hidup dalam hawa nafsu daging, menuruti kehendak daging dan pikiran. Bahkan Paulus juga menegaskan bahwa pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurkai oleh Allah. Tetapi karena rahmat dan kasih Allah yang besar, Ia telah menghidupkan, membangkitkan dan dan memberi kita anugerah pemulihan a.k.a keselamatan. 

Inilah yang kemudian diceritakan oleh Yesus dalam percakapannya dengan Nikodemus, seorang Farisi dan pemimpin Yahudi. Bahwa anugerah pemulihan dari Allah didasarkan pada kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia menganugerahkan anakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal dan dunia pun diselamatkan melalui Dia. 

Namun demikian, mendapat anugerah pemulihan dan keselamatan dari Allah bukan berarti kita hanya menerima semata. Karena Paulus mengingatkan bahwa pemberian dari Allah ini diberikan Allah agar kita melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah buat hidup kita. Ia mau kita hidup didalamnya. Artinya, Allah mau kita menghidupi anugerah pemulihan itu di dalamNya dan di dalam karya-karya kehidupan kita kepadaNya. 

Untuk itu, melalui firman Tuhan hari ini kita sama-sama kembali diingatkan: 

1. Setiap kita telah menerima anugerah dari Tuhan, yaitu pemulihan dan keselamatan dari sakit dan dosa kita

2. Keselamatan dan pemulihan dari Allah ini kiranya tidak kita sia-siakan. Karena menyia-nyiakannya sama dengan menyia-nyiakan Allah, dan menyia-nyiakan Allah bukan selamat melainkan binasa (belajar dari orang Israel dalam Bilangan 21)

3. Kiranya keselamatan dan pemulihan yang telah kita terima, membuat kita terus melakukan pekerjaan baik dalam hidup kita sebagai nyanyian syukur kita kepada Tuhan dan sebagai cara kita menceritakan pekerjaan Allah dengan sorak-sorai! 

Selamat merayakan anugerah pemulihan dari Allah dan giatlah terus menceritakan pekerjaan Allah dalam kehidupan kita. Tuhan mengasihi kita semua. Amin.

(mc) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar