Minggu Paska II #dirumahaja
Yohanes 20:19-31
Ada seorang peneliti
yang berkata bahwa 90% hal yang membuat kita takut tidak pernah terjadi. Takut
adalah perasaan yang sangat manusiawi. Semua manusia pasti pernah merasa takut.
Namun, sekalipun ketakutan itu manusiawi dan wajar-wajar saja, jangan juga kita
memelihara rasa takut atau tenggelam dalam rasa takut. Tidak ada yang salah
dengan takut memang, hanya saja jangan sampai ketakutan itu membuat kita tidak
dapat bersaksi dan menjadi berkat bagi sesama.
Kebangkitan Yesus Kristus selain membebaskan
manusia dari dosa, juga membebaskan kita dari
ketakutan. Berita kebangkitan yang disampaikan kepada murid-murid sesungguhnya
merupakan berita pembebasan dari ketakutan. Itulah mengapa dalam penampakan
diri-Nya kepada murid-murid-Nya, Yesus menenangkan mereka dengan berkata
“Jangan takut!” (Mat. 28:10). Bahkan selama kehidupan-Nya di dunia, Yesus kerap kali menghibur murid-murid-Nya dengan berkata “jangan takut.”
Kebangkitan Kristus juga membebaskan para murid dari ketakutan untuk keluar
dari persembunyian mereka dan bersaksi di dunia.
Setelah kematian Yesus, para murid tidak
berani menujukkan diri mereka di keramaian. Mereka masih ketakuan dan belum
mengetahui akan kebangkitan, sehingga mereka takut pada orang-orang Yahudi.
Karena itulah mereka berkumpul dengan di rumah dengan pintu dan jendela yang
terkunci rapat. Sekalipun mereka tahu Yesus telah bangkit, mereka masih takut. Mereka
tidak sejahtera. Pada saat itulah
yesus datang menampakkan diri kepada mereka. Dalam penampakan diri-Nya ini, dua kali Yesus mengatakan “Damai
sejahtera bagi kamu!” (Yoh. 20:19, 21). Yesus mau agar murid-muridNya bebas
dari rasa takut dan dipenuhi damai sejahtera. Dengan demikian, para murid
keluar dari persembunyian mereka, dan siap diutus untuk memberitakan kabar
sukacita kebangkitan Kristus kepada dunia (Yoh. 20:21). Para murid
dipulihkan dari ketakutan mereka untuk menjadi duta damai sejahtera,
memberitakan damai sejahtera kebangkitan Kristus kepada dunia.
Berkali-kali Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, juga kepada kita, “jangan takut.” Melalui
kebangkitan-Nya, Yesus membebaskan kita dari rasa takut, rasa takut
untuk bersaksi, rasa takut untuk beriman dan berpengahrapan, serta rasa takut
untuk menjalani kehidupan. Mungkin saat ini kita
mengalami masalah yang memberatkan, entah itu masalah dalam pekerjaan, masalah dengan keluarga, atau masalah pribadi lain yang membuat kita takut untuk menghadapinya. Saat ini pun
mungkin kita diliputi ketakutan akan kematian yang terjadi di sekeliling kita
akibat Covid-19. Ingatlah bahwa Yesus yang telah mati dan
bangkit itu melenyapkan ketakutan dan
memberikan kita damai sejahtera agar kita tidak takut menghadapi berbagai
masalah dan pencobaan yang ada dalam kehidupan kita.
Yesus yang bangkit
tidak hanya mengenyahkan ketakutan dan memberikan damai sejahtera, tetapi juga
mengutus kita untuk mengabarkan damai sejahtera itu kepada seluruh dunia. Ia
mengembuskan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya agar mereka berani bersaksi. Roh
Kuduslah yang memampukan mereka menjadi duta-duta damai sejahtera Allah bagi
dunia. Setelah Roh Kudus diberikan mereka keluar dari ketakutan mereka sehingga
berani bersaksi.
Namun demikian, yang
perlu kita perhatikan adalah Roh Kudus tidak membuat semuanya menjadi mudah
bagi kita untuk bersaksi, melainkan Ia memampukan kita untuk menghadai setiap
tantangan hidup kita. Roh Kudus juga tridak serta merta menghilangkan ketakutan
kita, namun Ia membuat kita yang tadinya berfokus pada ketakutan untuk kembali
berfokus kepada Allah. Roh Kudus pula yang menyadarkan kita akan keberadaan
diri kita yang lemah, sehingga kita dapat terus bergantung pada
perlotongan-Nya. Karena itu, mintalah kepada Allah melalui Roh Kudus untuk
memberikan kebaranian bagi kita menghadapi segala masalah hidup kita sambil
terus bersaksi akan Kristus yang bangkita dan memberi kehidupan bagi semesta.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar