(Minggu Biasa)
Keluaran 19 : 2 – 8;
Mazmur 100; Roma 5 : 1 – 8; Matius 9 : 35 – 10 : 8
Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Tema hari ini adalah “Diutus menghadirkan
tanda Kerajaan Allah.”
Dari tema ini kita mau diingatkan kembali akan:
1) Kita semua tanpa terkecuali, diutus. Apa
artinya diutus? Diutus dari kata utus, artinya disuruh pergi atau menjadi
penghubung atau menjadi wakil untuk menyampaikan atau melakukan sesuatu. Kita
tahu bahwa kita diutus Allah. Oleh karena itu kita menjadi wakil Allah untuk
menjadi penghubung untuk menyampaikan dan melakukan apa yang dikehendaki Allah,
:
2) Menghadirkan – membuat ada,
membuat orang melihat, merasa dan mengalami
3) Tanda kerajaan Allah. Tanda
kerajaan Allah itu apa dan bagaimana menghadirkannya? Mari kita sama-sama
belajar dari apa yang Yesus lakukan yang dituliskan dalam Injil Matius.
Saudaraku, dalam bacaan menceritakan, Yesus yang hadir
di tengah-tengah dunia memiliki misi Allah, yaitu memberitakan. Tetapi juga
menghadirkan Kerajaan Allah melalui kehadiran, pengajaran, dan
karya-karyaNya. Oleh karena itu, yang Yesus ajarkan soal kerajaan Allah bukan
tentang sesuatu yang mengawang-awang, bahasa sorgawi yang tidak dipahami, bukan
juga soal nanti atau suatu tempat. Tapi yang Yesus ajarkan dan hadirkan adalah
kerajaan Allah yang (ay. 7) mencatat sudah dekat alias sudah datang melalui
kehadiran dan karya-karya Yesus.
Tanda kerajaan Allah yang seperti apa yang Yesus
hadirkan melalui karya-karyaNya? Dalam buku Gereja dan MisiNya tulisan
Pdt. Em. Widi Artanto menyebutkan bahwa Injil Kerajaan Allah yang menjadi misi
Yesus di dunia mencakup empat tema besar, yaitu keutuhan ciptaan, pembebasan,
kehambaan dan perdamaian. Empat tema itu jika diungkapkan lewat satu kata,
yaitu Syalom, damai sejahtera. Itulah tanda
kerajaan Allah yang Yesus hadirkan melalui karya-karyaNya. (Dian Penuntun, 2020
: 10)
Lihat saja Matius mencatat karya apa saja yang Yesus
lakukan dalam bacaan. Dituliskan Yesus begitu aktif, Ia berkeliling ke semua
kota dan desa, Ia mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah di rumah-rumah
ibadat dan juga menyembuhkan orang-orang sakit maupun yang dalam kelemahan.
Yesus melakukan itu semua karena Ia melihat orang
banyak itu lelah dan terlantar. Artinya, pada masa itu banyak orang tidak
diperdulikan, diabaikan, diasingkan, tidak dimanusiakan, dan miskin belas
kasihan. Karena banyak orang lelah dan terlantar. Di tengah-tengah kondisi
inilah Yesus hadir di tengah mereka. Ia memberitakan Injil Kerajaan Allah
sekaligus menghadirkanNya di tengah-tengah mereka. Sehingga semua orang bisa
melihat, merasakan dan mengalami syalom (damai sejahtera)!
Apa yang Yesus lakukan?
Tergerak hatiNya oleh belas kasihan (Yun.
Esplankhnisthe dari kata splankhan) yang artinya pusat emosi
manusia. Dan kata Yunani ini diterjemahkan lagi dengan kata compassion :
menanggung (sesuatu) bersama orang lain; menempatkan diri kita dalam posisi
orang lain, untuk merasakan penderitaannya seolah-oleh adalah penderitaan kita
sendiri, dan secara murah hati masuk ke dalam sudut pandangnya) (Dian Penuntun,
2020: 11) , Ia merangkul
yang terlantar, Ia
menyembuhkan yang sakit, Ia
menguatkan yang lelah dan lemah, dan
Ia juga memanggil, melengkapi dan mengutus 12 murid untuk bersama-sama
denganNya menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia. Menghadirkan syalom
(damai sejahtera) bagi lebih banyak orang.
Ini karya-karya Yesus menghadirkan syalom, tanda KA
Saudaraku, dari kisah akan karya Yesus mewartakan dan
menghadirkan kerajaan Allah di tengah dunia. Kita mau diingatkan bersama:
1) Kita semua ada dalam dunia ini karena kita
diutus oleh Allah.
Dalam buku The
Purpose Driven Life karya Rick Warren, dia mengatakan “Jika anda ingin
tahu mengapa anda ditempatkan di planet bumi ini, anda harus memulainya dengan
Tuhan. Anda dilahirkan oleh tujuanNya dan untuk tujuan itu.”(Warren, 2002: 3)
Maka,
kita ada dalam dunia ini bukan karena kebetulan lahir dalam dunia ini. Kita ada
karena kita diutus oleh Allah. Kita jadi penghubung dan wakil Allah. Dan
menjadi orang-orang yang diutus bukan berarti kita hanya sebatas jadi murid
yang belajar, atau jadi pengikut, apalagi penggemar akan karya Allah semata .
Karena kita juga diberi misi Allah, yaitu menyampaikan dan menghadirkan tanda
kerajaan Allah syalom - damai sejahtera di dalam
keseharian hidup kita.
2) Hadirkanlah
tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Di
jaman sekarang saya rasa ini jadi tantangan terbesar kita bersama, yaitu
menghadirkan damai sejahtera Allah. Mengapa saya katakan tantangan? Karena
banyak orang sebenarnya udah tahu. Tapi tidak mau atau belum mau menghadirkan
damai sejahtera Allah. Maunya menghadirkan damai sehahtera diri saja.
Mengapa?
Pada beberapa waktu yang lalu, sempat viral sebuah tulisan #Indonesiaterserah.
Tulisan itu muncul karena banyak masyarakat Indonesia berkerumun di sejumlah
tempat dan mengabaikan protokol kesehatan, baik di mal, pasar, di
jalan, di bandara dan beberapa tempat lainnya. Lalu kritikan pun muncul di
media sosial baik terhadap orang-orang yang abai dengan protokol kesehatan
maupun kritik terhadap pemerintah dengan tulisan #indonesiaterserah.
Bahkan
ketika berita ini viral, ada seorang bapak yang memakai pakaian APD lengkap dan
membawa cairan disinfektan berteriak-teriak di jalan raya, kami capek, kami
capek, kami capek! Beliau mewakili para tim medis yang capek di garda
terdepan – dengan resiko besar tidak pulang, tidak bisa bertemu
keluarga, rindu keluarga, mereka berjuang dalam rasa takut, harus tahan
pipis dan puasa ketika pake APD selama + 10 jam, distigma dan
mereka juga adalah orang-orang yang sangat beresiko tertular covid 19 dan
mati.
Tapi
apa yang terjadi? Banyak orang dengan alasan bosan padahal semua orang
juga bosan termasuk para medis, banyak orang itu lebih mengutamakan damai
sendiri, tidak peduli dengan orang lain yang sudah berjuang (para medis)
seperti di konteks Yesus banyak yang melantarkan orang lain – tidak
memanusiakan orang lain.
Oleh
karena itu, di masa ini yuk sama-sama hadirkan syalom buat orang lain (para
medis dan orang sekitar). Para medis merawat diri mereka dan yang sakit,
sementara kita juga menghadirkan syalom dengan menjaga diri kita dengan baik.
Menurut tulisan harian Kompas, garda terdepan adakah kita dan para medis justru
adalah garda terbelakang. Lewat dari para medis, abislah kita. Maka di rumah
aja. Kalau ngga penting-penting amat, selain karena harus bekerja atau
pelayanan. #yukdirumahaja #indonesiabukanterserah
#indonesiaberkaryadenganbelaskasihan
Hadirkanlah
damai bukan petaka. Hadirkanlah sukacita bukan derita.
Hadirkanlah
kabar baik, bukan kabar hoax.
Hadirkanlah
berita yang memberi pengharapan
bukan
kabar yang menularkan kebencian.
Hadirkanlah
belas kasihan bukan abai dan melantarkan.
Hadirkanlah
penyembuhan bukan membuat luka
Hadirkanlah
pengampunan bukan perselisihan
Hadirkanlah
semua itu sebagai wujud kita
menghadirkan damai sejahtera Allah.
Sulit
melakukannya? Pasti. Tapi
bukan berarti tidak bisa. Mari dan semangat berjuang menghadirkan tanda
kerajaan Allah – damai sejahtera Allah di dalam kehidupan ini. Amin.
(mc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar