Selasa, 09 Juni 2020

DIUTUS MENGHADIRKAN TANDA KERAJAAN ALLAH

(Minggu Biasa)
Keluaran 19 : 2 – 8; Mazmur 100; Roma 5 : 1 – 8; Matius 9 : 35 – 10 : 8


Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Tema hari ini adalah “Diutus menghadirkan tanda Kerajaan Allah.”

Dari tema ini kita mau diingatkan kembali akan:  
1) Kita semua tanpa terkecuali, diutus. Apa artinya diutus? Diutus dari kata utus, artinya disuruh pergi atau menjadi penghubung atau menjadi wakil untuk menyampaikan atau melakukan sesuatu. Kita tahu bahwa kita diutus Allah. Oleh karena itu kita menjadi wakil Allah untuk menjadi penghubung untuk menyampaikan dan melakukan apa yang dikehendaki Allah, :
2) Menghadirkan – membuat ada, membuat orang melihat, merasa dan mengalami
3) Tanda kerajaan Allah. Tanda kerajaan Allah itu apa dan bagaimana menghadirkannya? Mari kita sama-sama belajar dari apa yang Yesus lakukan yang dituliskan dalam Injil Matius. 

Saudaraku, dalam bacaan menceritakan, Yesus yang hadir di tengah-tengah dunia memiliki misi Allah, yaitu memberitakan. Tetapi juga menghadirkan Kerajaan Allah melalui kehadiran, pengajaran, dan karya-karyaNya. Oleh karena itu, yang Yesus ajarkan soal kerajaan Allah bukan tentang sesuatu yang mengawang-awang, bahasa sorgawi yang tidak dipahami, bukan juga soal nanti atau suatu tempat. Tapi yang Yesus ajarkan dan hadirkan adalah kerajaan Allah yang (ay. 7) mencatat sudah dekat alias sudah datang melalui kehadiran dan karya-karya Yesus.

Tanda kerajaan Allah yang seperti apa yang Yesus hadirkan melalui karya-karyaNya? Dalam buku Gereja dan MisiNya tulisan Pdt. Em. Widi Artanto menyebutkan bahwa Injil Kerajaan Allah yang menjadi misi Yesus di dunia mencakup empat tema besar, yaitu keutuhan ciptaan, pembebasan, kehambaan dan perdamaian. Empat tema itu jika diungkapkan lewat satu kata, yaitu Syalom, damai sejahtera. Itulah tanda kerajaan Allah yang Yesus hadirkan melalui karya-karyaNya. (Dian Penuntun, 2020 : 10)

Lihat saja Matius mencatat karya apa saja yang Yesus lakukan dalam bacaan. Dituliskan Yesus begitu aktif, Ia berkeliling ke semua kota dan desa, Ia mengajar dan memberitakan Injil Kerajaan Allah di rumah-rumah ibadat dan juga menyembuhkan orang-orang sakit maupun yang dalam kelemahan.

Yesus melakukan itu semua karena Ia melihat orang banyak itu lelah dan terlantar. Artinya, pada masa itu banyak orang tidak diperdulikan, diabaikan, diasingkan, tidak dimanusiakan, dan miskin belas kasihan. Karena banyak orang lelah dan terlantar. Di tengah-tengah kondisi inilah Yesus hadir di tengah mereka. Ia memberitakan Injil Kerajaan Allah sekaligus menghadirkanNya di tengah-tengah mereka. Sehingga semua orang bisa melihat, merasakan dan mengalami syalom (damai sejahtera)!

Apa yang Yesus lakukan?
Tergerak hatiNya oleh belas kasihan (Yun. Esplankhnisthe dari kata splankhan) yang artinya pusat emosi manusia. Dan kata Yunani ini diterjemahkan lagi dengan kata compassion : menanggung (sesuatu) bersama orang lain; menempatkan diri kita dalam posisi orang lain, untuk merasakan penderitaannya seolah-oleh adalah penderitaan kita sendiri, dan secara murah hati masuk ke dalam sudut pandangnya) (Dian Penuntun, 2020: 11), Ia merangkul yang terlantar, Ia menyembuhkan yang sakit, Ia menguatkan yang lelah dan lemah, dan Ia juga memanggil, melengkapi dan mengutus 12 murid untuk bersama-sama denganNya menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia. Menghadirkan syalom (damai sejahtera) bagi lebih banyak orang. Ini karya-karya Yesus menghadirkan syalom, tanda KA

Saudaraku, dari kisah akan karya Yesus mewartakan dan menghadirkan kerajaan Allah di tengah dunia. Kita mau diingatkan bersama:
1) Kita semua ada dalam dunia ini karena kita diutus oleh Allah. 
    Dalam buku The Purpose Driven Life karya Rick Warren, dia mengatakan “Jika anda ingin tahu mengapa anda ditempatkan di planet bumi ini, anda harus memulainya dengan Tuhan. Anda dilahirkan oleh tujuanNya dan untuk tujuan itu.”(Warren, 2002: 3)

Maka, kita ada dalam dunia ini bukan karena kebetulan lahir dalam dunia ini. Kita ada karena kita diutus oleh Allah. Kita jadi penghubung dan wakil Allah. Dan menjadi orang-orang yang diutus bukan berarti kita hanya sebatas jadi murid yang belajar, atau jadi pengikut, apalagi penggemar akan karya Allah semata. Karena kita juga diberi misi Allah, yaitu menyampaikan dan menghadirkan tanda kerajaan Allah syalom - damai sejahtera di dalam keseharian hidup kita.

2) Hadirkanlah tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Di jaman sekarang saya rasa ini jadi tantangan terbesar kita bersama, yaitu menghadirkan damai sejahtera Allah. Mengapa saya katakan tantangan? Karena banyak orang sebenarnya udah tahu. Tapi tidak mau atau belum mau menghadirkan damai sejahtera Allah. Maunya menghadirkan damai sehahtera diri saja.

Mengapa? Pada beberapa waktu yang lalu, sempat viral sebuah tulisan #Indonesiaterserah. Tulisan itu muncul karena banyak masyarakat Indonesia berkerumun di sejumlah tempat dan mengabaikan protokol kesehatan, baik di mal, pasar, di jalan, di bandara dan beberapa tempat lainnya. Lalu kritikan pun muncul di media sosial baik terhadap orang-orang yang abai dengan protokol kesehatan maupun kritik terhadap pemerintah dengan tulisan #indonesiaterserah.

Bahkan ketika berita ini viral, ada seorang bapak yang memakai pakaian APD lengkap dan membawa cairan disinfektan berteriak-teriak di jalan raya, kami capek, kami capek, kami capek! Beliau mewakili para tim medis yang capek di garda terdepan – dengan resiko besar tidak pulang, tidak bisa bertemu keluarga, rindu keluarga, mereka berjuang dalam rasa takut, harus tahan pipis dan puasa ketika pake APD selama ­+ 10 jam, distigma dan mereka juga adalah orang-orang yang sangat beresiko tertular covid 19 dan mati.

Tapi apa yang terjadi? Banyak orang dengan alasan bosan padahal semua orang juga bosan termasuk para medis, banyak orang itu lebih mengutamakan damai sendiri, tidak peduli dengan orang lain yang sudah berjuang (para medis) seperti di konteks Yesus banyak yang melantarkan orang lain – tidak memanusiakan orang lain.

Oleh karena itu, di masa ini yuk sama-sama hadirkan syalom buat orang lain (para medis dan orang sekitar). Para medis merawat diri mereka dan yang sakit, sementara kita juga menghadirkan syalom dengan menjaga diri kita dengan baik. Menurut tulisan harian Kompas, garda terdepan adakah kita dan para medis justru adalah garda terbelakang. Lewat dari para medis, abislah kita. Maka di rumah aja. Kalau ngga penting-penting amat, selain karena harus bekerja atau pelayanan. #yukdirumahaja #indonesiabukanterserah #indonesiaberkaryadenganbelaskasihan

Hadirkanlah damai bukan petaka. Hadirkanlah sukacita bukan derita.
Hadirkanlah kabar baik, bukan kabar hoax.
Hadirkanlah berita yang memberi pengharapan
bukan kabar yang menularkan kebencian.
Hadirkanlah belas kasihan bukan abai dan melantarkan.
Hadirkanlah penyembuhan bukan membuat luka
Hadirkanlah pengampunan bukan perselisihan
Hadirkanlah semua itu sebagai wujud kita menghadirkan damai sejahtera Allah.

Sulit melakukannya? Pasti. Tapi bukan berarti tidak bisa. Mari dan semangat berjuang menghadirkan tanda kerajaan Allah – damai sejahtera Allah di dalam kehidupan ini. Amin.
(mc)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar