Minggu ke-IV Sesudah Epifani
Ulangan
18:15-20 | Mazmur 111 | 1 Korintus 8:1-13 | Markus 1:21-28
Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk bergumul ulang, apakah kita layak hidup dalam budaya atau bahkan membudayakan ketakutan pada hantu/ roh jahat? Sebab bacaan Injil hari ini menceritakan bagaimana sikap Yesus terhadap roh jahat yang merasuki seorang umat di rumah ibadat.
Saat
itu disampaikan ada roh jahat atau dalam bahasa aslinya pneuma akathartos (pneuma=
roh, akathartos= tercemar, jahat, tidak suci). Roh jahat atau roh cemar itu
berada bahkan mengikat seorang umat. Orang tersebut terikat dengan roh yang
cemar dan karena itu menjadi pribadi yang melawan kehadiran Yesus. Dalam
keadaan ini, Yesus menunjukkan otoritas dan kuasa-Nya atas roh jahat itu dengan
berkata “Diam, keluarlah dari padanya!” Seketika itu roh jahat itu
keluar dari orang tersebut. Kuasa Yesus dalam peristiwa tersebut membuat semua takjub.
Sebab kuasa Yesus bukan saja terasa ketika Yesus mengusir roh jahat, tapi sudah
terasa sejak Yesus menyampaikan pengajaran. Hal ini membuat semua orang tak
dapat menahan diri untuk mem-viral-kan Yesus Kristus dan kuasa-Nya.
Dengan
demikian maka sudah selayaknyalah kita membarui diri. Kita tak dapat membiarkan
diri terjebak dalam budaya ketakutan yang menyekitari. Sebab budaya ketakutan
itu juga bisa jadi adalah wujud roh jahat yang mengikat dan menjadikan kita
melawan kehadiran dan kuasa Yesus. Mungkin akan ada orang yang berkata, “ah,
nonton horor kan hanya sebagai hiburan. Kita percaya bahwa kuasa Tuhan lebih
dari segalanya.” Tapi diam-diam ia terikat dengan film horor, sehingga
kalau belum menonton yang horor-horor akan takut ketinggalan atau belum merasa
terhibur. Hiburan yang membebaskan justru menjadi sebuah keterikatan.
Pesan
ini senada dengan yang dapat kita temukan dalam Bacaan Kedua/ Rasuli dalam 1
Korintus 8:1-13. Di sana Rasul Paulus memeringatkan jemaat Korintus tentang
keterikatan pada keinginan dan kebebasan dalam hal makan persembahan berhala
yang dapat menjauhkan umat dari kehendak Allah. Paulus mau mengingatkan bahwa keterikatan
ini bukan hanya berbicara tentang orang-orang yang bergumul-juang beralih dari
kebiasaan lama hidup dalam penyembahan berhala. Sebab seorang yang merasa bebas
memakan persembahan berhala bisa terjerat ikatan keinginan dan kebebasan hingga
tak sadar telah menjadi ‘batu sandungan’ bagi sesamanya yang masih bergumul
lepas dari kebiasaan penyembahan berhala.
Oleh
sebab itu, penting untuk memahami dengan utuh makna kuasa Kristus yang melebihi
segalanya. Bacaan Injil memang memberi kita dasar bahwa Kristus hadir melawan semua
kuasa jahat yang berusaha menawan dan menarik orang dari kehidupan bersama
dengan Tuhan. Meski demikian, setiap umat Tuhan harus mengakui bahwa semua
dapat tergoda dan terikat dengan roh cemar sekalipun dirinya menjadikan gereja
sebagai rumah kedua sekalipun! (Seperti orang yang berada di rumah ibadah
mendengarkan Yesus mengajar dalam Bacaan Injil hari ini.)
Roh
cemar yang mengikat itu bukan hanya soal hantu, tapi juga soal kesombongan diri
(merasa sudah terbebas dari berhala dan ketakutan pada hantu), soal kemarahan,
soal kekecewaan, soal dendam, soal harta, soal tahta, soal kenikmatan-kenikmatan
diri, soal pornografi, soal ketidaksetiaan (perselingkuhan), dsb. Maka jangan
biarkan diri terlena, merasa diri sudah menjadi bagian dari tubuh Kristus tetapi
terus mengikatkan diri pada yang di luar kehendak Sang Kepala – yakni Kristus
sendiri.
Itulah
mengapa kesadaran akan kuasa Kristus yang melebihi segalanya perlu diikuti
dengan rasa hormat, disiplin dan tanggung jawab hidup di dalam Kristus. Sebab
dalam hormat akan Tuhan, kita akan bebas hidup berdisiplin mengarahkan diri
pada Tuhan, memeriksa diri dan memohon pada Tuhan agar dilepaskan dari
ikatan-ikatan roh jahat. Kedisiplinan tersebut akan membimbing kita untuk dengan
bebas dan gembira menjalani tanggung jawab sebagai orang beriman pada Kristus tanpa
menjadi sandungan bagi sesama. Saat proses itu terus berlangsung maka disaat
itulah kita memberitakan bahwa kuasa Kristus melebihi segalanya.
ypp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar